Tertinggal Dua Digit, Petahana Potensial Kalah di Pilkada Jember

Pada bagian politik elektoral, hasil survei Indikator Politik Indonesia menunjukkan dalam simulasi head to head, elektabilitas Muhammad Fawait atau Gus Fawait (52,2 persen) unggul atas Hendy Siswanto (39,2 persen). Responden TT/TJ sebesar 8,7 persen.

Tertinggal Dua Digit, Petahana Potensial Kalah di Pilkada Jember
Pasangan Gus Fawait - Djoko saat mendaftar di KPU Jember.

Jember, HB.net - Lembaga survey Indikator Politik Indonesia (IPI) belum lama ini melakukan survei di Jember.  Survei yang berlangsung pada periode 8 - 11 Agustus 2024 tersebut dilaksanakan untuk memotret peluang dari nama-nama bakal calon bupati yang mulai beredar di ruangan publik dan menjadi perbincangan warga di Jember menjelang pemilihan kepala daerah (pilkada) pada 27 November mendatang.

Pada bagian politik elektoral, hasil survei Indikator Politik Indonesia menunjukkan dalam simulasi head to head, elektabilitas Muhammad Fawait atau Gus Fawait (52,2 persen) unggul atas Hendy Siswanto (39,2 persen). Responden TT/TJ sebesar 8,7 persen.

"Gus Fawait unggul 13 persen, atau dua digit," kata peneliti IPI, Bawono Kumoro, Jumat (30/8/2024).

Bila dibandingkan dengan survei IPI periode April, petahana Hendy Siswanto mengalami penurunan elektabilitas dalam survei IPI periode Agustus. Sebaliknya, terjadi kenaikan elektabilitas Gus Fawait dalam survei periode Agustus dibandingkan dengan survei periode April lalu.

Temuan survei menunjukkan pasangan calon Gus Fawait – Djoko Susanto (50,7 persen) sangat berpotensi menumbangkan pasangan calon bupati dan wakil bupati petahana Hendy Siswanto - M. Bayla Firjaun Barlaman (40,1 persen). Responden TT/TJ sebesar 9,2 persen.

Untuk diketahui, populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia di Jember  berumur 17 tahun ke atas atau mereka yang telah menikah ketika survei dilakukan. Dalam survei ini jumlah sampel 800 responden, penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling. Dengan asumsi metode simple random  sampling, ukuran sampel 800 responden memiliki toleransi kesalahan (margin of error) ±3,5 persen pada tinggkat kepercayaan 95 persen.

Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih. Kendali mutu terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20 persen dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot check). Dalam kendali mutu ini tidak ditemukan kesalahan berarti. (mdr/diy)