Budi Daya Rumput Laut Ekspansi ke Pasar Dunia

Rumput laut adalah komoditas yang bernilai komersial. Selain untuk kosmetik, rumput laut juga diproduksi untuk makanan bernutrisi bernilai ekonomi tinggi.

Budi Daya Rumput Laut Ekspansi ke Pasar Dunia
Owner Bandar Laut Dunia (Balad) Group Khalillur R. Abdullah Sahlawiy.

Surabaya, HARIANBANGSA.net - Rumput laut adalah komoditas yang bernilai komersial. Selain untuk kosmetik, rumput laut juga diproduksi untuk makanan bernutrisi bernilai ekonomi tinggi. Indonesia sebagai negara maritim tentu punya potensi tinggi sebagai penghasil dan sekaligus pengekspor rumput laut. Saat ini ada 9 negara yang menjadi pasar utama rumput laut dunia. Negara-negara itu Cina, Jepang, Amerika, Eropa, Korea, Australia, Thailand, Malaysia dan Singapura.

"Dahsyat. Hanya satu kata itulah yang terucap dari mulut saya ketika direksi Bandar Laut Dunia Grup presentasi agenda budi daya rumput laut. Ternyata, cashflow-nya jauh, jauh, jauh sekali lebih hebat dari tambang batubara. Apalagi cuma tambang nikel. Tak ada apa-apanya," kata Owner Bandar Laut Dunia (Balad) Group HRM. Khalillur R. Abdullah Sahlawiy, Selasa (18/3).

Pria yang akrab disapa Gus Lilur itu mengatakan, setelah presentasi direksi Bandar Laut Dunia Grup itu, maka ia putuskan untuk segera ekspansi besar-besaran di usaha budi daya rumput laut. "April nanti, saya akan menjelajah 9 negara khusus untuk memasarkan rumput laut, serta 3 negara untuk memasarkan lobster, yakni Cina, Jepang dan Amerika," imbuhnya.

Pengusaha muda asal Situbondo itu mengungkapkan, tentu anjangsana usaha ke 9 negara itu bukan hanya bicara rumput laut. Melainkan juga 2 jenis usaha lain, yaitu perikanan budi daya dan perikanan tangkap. "Namun, fokus utama kontrak jual beli yang saya kejar adalah lobster dan rumput laut," ujar alumnus santri Ponpes Denanyar Jombang itu.

Gus Lilur melanjutkan, pihaknya akan datang ke 9 negara dengan satu identitas, sebagai pemilik budi daya rumput laut terbesar di dunia, dengan total luas lahan 50.000 hektare.

Ia menambahkan dengan bendera Bandar Rumput Laut Nusantara atau Brulantara, ia adalah pemilik budi daya rumput laut terbesar di dunia. Budi daya itu ada di sekitar Kepulauan Kangean, Sumenep. "Dengan identitas tersebut, sangat mudah bagi saya untuk memanggil para pengusaha rumput laut dunia hadir menyambut dan bertemu saya di negara mereka," tandas Lilur.

Alumnus IAIN Syahid Hidayatullah Ciputat, Jakarta itu berpesan, nelayan laut Nusantara tidak boleh inferior di depan pembeli rumput laut Indonesia. Siapapun mereka dan dari negara manapun mereka berasal. "Saya akan hadir ke 9 negara dengan membawa kebanggan Indonesia, yakni negara ekuator katulistiwa," pungkas Lilur. (mdr/rd)