Tahun 2025, SGN Targetkan Produksi Gula 1 Juta Ton

Surabaya, HB.net - PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) di tahun 2025, menargetkan produksi gula mencapai 1 juta ton dengan tebu tergiling sebanyak 13,6 juta ton tebu. Target tersebut naik dibanding produksi tahun 2024 yang mencapai 847 ribu ton gula dengan tebu giling sebanyak 11,956 juta ton tebu. Sementara target pendapatan tahun 2025 mencapai Rp 1 triliun.
Salah satu langkah SGN untuk mencapai target tersebut adalah melalui penambahan IPL atau sewa lahan milik Perhutani dan juga melalui program Kerjasama Operasional (KSO) pengolahan kebun milik PTPN I Supporting-co. Ada sekitar 187 ribu hektar lahan tebu yang akan dimanfaatkan, 59.574 hektar berasal dari lahan PTPN I Supporting-co.
“Jadi beberapa lahan milik perhutani dikerjasamakan dengan SGN, juga lahan milik PTPN I. Bahkan pabrik gula di luar PTPN Grup juga rencana akan dikerjasamakan dengan SGN tapi kita menunggu arahan dari pemerintah, salah satunya pabrik gula milik RNI dan juga ada pabrik gula Batu Baru di Jogja," kata Sekretaris Perusahaan PT SGN, Yunianta di Surabaya, Senin (18/03).
Untuk Pabrik Gula (PG) yang telah melakukan giling, lanjut Yunianta, sudah ada satu PG yang mulai giling di akhir Januari 2025 yaitu PG Kuala Madu di Medan Sumatra Utara. Sampai Maret, PG tersebut telah berhasil menggiling tebu 200.000 ton.
“Karena memang iklimnya, jadi kita rata-rata pabrik mulai giling di bulan Mei tetapi di Sumatera ini berbeda, kita sudah giling satu pabrik, yaitu pabrik gula Kuala Madu di Sumatera Utara Medan,” kata dia.
Dan dalam rangka mendukung swasembada gula di 2027, maka beberapa PG yang selama ini tidak beroperasi bakal dioperasikan kembali, salah satunya PG Bone dengan kapasitasnya di kurang lebih 2.500 ton tebu per hari. PG ini telah distandarkan dengan standar produksi gula SGN dan siap dioperasikan kembali apda tahun giling 2025.
“Untuk pasokan tebunya sudah ada dan itu sudah kita mapping. memang untuk luar Jawa dominan adalah tebu milik sendiri atau dari HGU. Jadi untuk beberapa daerah-daerah yang sebelumnya belum dibuka untuk tebu, artinya di situ masih tanaman-tanaman non tebu kita konversi juga untuk tebu,” pungkas dia.(mid/ns)