DPRD Surabaya Minta Masyarakat Manfaatkan Tempat Isoter Jika Terpapar Covid-19
“Kota ini punya pengalaman terbaik saat melewati puncak gelombang kedua Juli-Agustus lalu. Kita dan semua warga harus totalitas mendukung langkah antisipatif yang sudah dilakukan Pemkot (Pemerintah Kota),” kata Reni Astuti.
Surabaya, HB.net - Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya Reni Astuti mengajak semua warga Surabaya meningkatkan kewaspadaan terhadap lonjakan kasus Covid-19 varian baru Omicron. Dia berharap warga tidak asal melakukan isolasi mandiri saat memiliki gejala terpapar Covid-19.
Namun, kata dia, masyarakat diimbau untuk memanfaatkan tempat isolasi terpusat (isoter) yang sudah disedaiakan pemerintah kota. Tren kenaikan kasus saat pandemi gelombang ketiga ini harus menjadi alarm bagi semua pihak untuk begerak serentak mengantisipasinya. “Kota ini punya pengalaman terbaik saat melewati puncak gelombang kedua Juli-Agustus lalu. Kita dan semua warga harus totalitas mendukung langkah antisipatif yang sudah dilakukan Pemkot (Pemerintah Kota),” kata Reni Astuti.
Reni berharap kesiapsiagaan Surabaya bisa dilakukan kembali dalam menghadapi gelombang ketiga ini. Menurutnya, Kesigapan Surabaya selama ini sudah baik. Namun daya tular yang cepat, yakni bisa lima kali lipat, harus menjadi kewaspadaan tersendiri.
Menurutnya, tren kenaikan kasus harus menjadi perhatian serius. Selain itu kesiapan rumah isolasi terpusat (isoter) juga menjadi sangat penting. Ketersediaan tempat ini harus dijamin, sehingga membuat warga nyaman dan tidak cemas bila keterisian bed di rumah sakit (RS) penuh.
Sebelumnya, untuk memastikan ketersediaan ruang isoter, Pimpinan DPRD Surabaya itu meninjau lokasi isoter di RS Lapangan Tembak (RSLT) Kedung Cowek Surabaya. Saat sidak lokasi, Reni didampingi Plt Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Surabaya Ridwan Mubarun.
Sebanyak 250 bed dan serana medis pendukung sudah siap ditempati di RSLT sebagai tempat isoter. Nantinya ada total 450 bed yang khusus disiapkan untuk mengantisipasi pandemi gelombang ketiga ini.
Plt Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Surabaya Ridwan Mubarun menyebut sudah ada ribuan warga terpapar covid saat ini telah menjalani isoter.
Mereka ada yang isoter di Asrama Haji Sukolilo dan ada juga yang isoter berbayar di hotel yang bekerja sama dengan rumah sakit. “Dari pengalaman tahun sebelumnya, sekarang warga sudah paham untuk segera isolasi ketika terpapar covid. Sebaiknya memang harus di tempat isoter, karena ada petugas kesehatan,” kata Ridwan.
Ridwan menyampaikan, isoman di rumah memang diperbolehkan. Asalkan memenuhi sejumlah syarat yang ditentukan oleh Kementerian Kesehatan. Kriteria utama, jelas dia, rumah harus layak. Di antaranya, memiliki kamar terpisah agar tidak menimbulkan penularan ke anggota keluarga lain. Juga, harus punya kamar mandi khusus. Ventilasi udara harus baik. Selain itu, yang bersangkutan dianjurkan memiliki alat untuk mengukur kadar saturasi oksigen dalam darah (pulse oximeter).
Petugas medis menyiapkan isoter di Hotel Asrama Haji (HAH) untuk mengantisipasi lonjakak kasus Covid-19 varian omicron.
Meski demikian, Pemkot Surabaya tetap menganjurkan warga untuk menjalani isolasi di fasilitas isoter. Sebab, pantauan oleh tenaga kesehatan akan lebih mudah. Di lokasi isoter, petugas juga menyiapkan fasilitas tes Covid-19 secara berkala untuk mengetahui perkembangan kondisi kesehatan. (lan/ns)