Pertama di Indonesia, ITS Buka Prodi Rekayasa Keselamatan Proses

Sokong keselamatan pada dunia industri di Indonesia, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) membuka Program Studi (Prodi) S1 Rekayasa Keselamatan Proses (RKP) atau Safety Engineering.

Pertama di Indonesia, ITS Buka Prodi Rekayasa Keselamatan Proses
Kepala Departemen Teknik Mesin ITS Atok Setiawan (kanan) bersama Kepala Subdirektorat Admisi ITS Unggul Wasiwitono dalam kegiatan sosialisasi Jalur Seleksi Mandiri ITS 2024.

Surabaya, HARIANBANGSA.net - Sokong keselamatan pada dunia industri di Indonesia, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) membuka Program Studi (Prodi) S1 Rekayasa Keselamatan Proses (RKP) atau Safety Engineering. Melalui kegiatan sosialisasi jalur seleksi Mandiri di ITS, Rabu (29/5), ditegaskan bahwa RKP dapat dipilih pada seleksi Mandiri Umum dan Kemitraan mulai tanggal 28 Mei hingga 16 Juni 2024 mendatang.

Hilirisasi industri di Indonesia menjadi langkah tepat pemerintah untuk mendukung kemandirian ekonomi negara. Namun dalam implementasinya, keselamatan teknis maupun pekerja masih kurang diperhatikan. Hal ini tidak lepas dari kurangnya profesional di bidang rekayasa keselamatan.

Menyadari hal tersebut, ITS membuka Prodi RKP sebagai wujud dukungan terhadap perkembangan industri di Indonesia tanpa mengurangi kesadaran akan urgensi keselamatannya. Sebagai pionir, lulusan dari prodi ini digadang-gadang memiliki tingkat kesadaran yang tinggi terhadap keselamatan manufaktur maupun pekerja.

Kepala Departemen Teknik Mesin ITS Atok Setiawan mengungkapkan bahwa RKP ini masih berada di bawah naungan Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri dan Rekayasa Sistem (FTIRS). “Selain mempelajari mata kuliah dari berbagai departemen di FTIRS, mahasiswa RKP juga akan diajarkan kemampuan manajerial,” tambahnya.

Dalam hal teknis, jelas Atok, peserta didik akan dibekali dengan kemampuan mengoperasikan perangkat lunak untuk merancang, mengoperasikan, memodifikasi, dan melakukan pemeliharaan yang berfokus pada keselamatan. Sedang dari sisi nonteknis, peserta didik mendapat kemampuan manajerial seperti sistem manajemen keselamatan yang mempelajari regulasi keselamatan skala nasional maupun internasional.

Tak hanya memberikan pengetahuan, prodi ini juga menyediakan fasilitas praktikum yang memadai. Contohnya, untuk mendukung pembelajaran nantinya disediakan laboratorium mekanika dan permesinan fluida serta laboratorium pengukuran keandalan risiko dan keselamatan. “Kami juga menyediakan laboratorium simulator agar mahasiswa dapat menyimulasikan secara langsung operasional dari pembangkit listrik,” papar lelaki lulusan Teknik Mesin ITS tahun 1988 ini.

Atok pun menerangkan perbedaan prodi RKP dengan prodi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang ada di kampus-kampus lainnya. Prodi K3 berfokus pada bidang kesehatan para pekerja, sedangkan RKP bertujuan melahirkan lulusan yang mampu meninjau dan menginvestigasi proses keselamatan dari segi teknis. “Contohnya, jika terjadi ledakan pada sebuah industri, lulusan RKP mampu menganalisis faktor-faktor penyebab terjadinya ledakan tersebut,” beber Atok.

Lebih lanjut, menurut Atok, lulusan RKP memiliki kesempatan besar berkarir dalam bidang industri, utamanya bidang pertambangan dan petrokimia. Selain itu, peluang untuk bekerja dalam instansi pemerintah juga terbuka lebar. “Lulusan RKP memiliki kesempatan kerja yang luas karena sangat dibutuhkan dalam berbagai bidang industri,” tutur Ketua Laboratorium Pembakaran dan Sistem Energi ITS ini.(rd)