Komisi C DPRD Sidoarjo Sidak Sekolah Rusak Akibat Bencana, Minta Perbaikan Memakai Dana Tanggap Darurat Bencana

Komisi C DPRD Sidoarjo Sidak Sekolah Rusak Akibat Bencana, Minta Perbaikan Memakai Dana Tanggap Darurat Bencana
MENINJAU: Komisi C DPRD Sidoarjo melakukan sidak ke SMPN 2 Wonoayu yang salah satu bangunannya rusak akibat angin kencang, Rabu (6/11). foto: Mustain/HARIAN  BANGSA

Sidoarjo, HB.net - Komisi C DPRD Sidoarjo sigap merespon sejumlah bangunan sekolah rusak akibat bencana angin kencang, Senin (4/11) lalu. Komisi yang membidangi pembangunan dan lingkungan hidup ini menggelar inspeksi mendadak (sidak) ke sekolah-sekolah yang mengalami kerusakan itu, Rabu (6/11).

Sidak ke sekolah rusak akibat bencana alam ini dipimpin langsung oleh Ketua Komisi C, H Choirul Hidayat. Turut dalam sidak ini, yakni Wakil Ketua Komisi C, H Anang Siswandoko serta anggota Komisi C, yakni H Emir Firdaus, Hj Vike Widya Asroni dan M Zakaria Dimas Pratama.

Sekolah yang disidak Komisi C ini, yakni SMPN 2 Wonoayu dan SDN Cangkringsari Sukodono yang salah satu bangunannya mengalami kerusakan akibat diterjang angin kencang pada Senin (4/11) lalu. Pada hari yang sama, Komisi C juga meninjau SDN 1 Lemahputro Sidoarjo yang salah satu dinding ruang kelasnya terbakar ringan, belum lama ini.

Sekolah yang disidak kali pertama, yakni SDN 1 Lemahputro Sidoarjo. Di sekolah tersebut, rombongan Komisi C disambut kepala sekolah dan sejumlah guru serta Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Sidoarjo, Tirto Adi, yang didampingi sejumlah staf Dikbud Sidoarjo.

Setelah melihat kondisi salah satu ruang kelas, yang jendelanya terbakar diduga akibat pembakaran sampah, rombongan Komisi C lalu bergeser menuju SMPN 2 Wonoayu, yang berlokasi di Desa Becirongengor Kecamatan Wonoayu.

Di SMPN 2 Wonoayu, pimpinan dan anggota Komisi C ini lalu mengamati kondisi ruang Laboratorium IPA yang plafonnya porak-poranda dan jebol akibat hujan deras disertai angin kencang pada Senin (4/11) siang lalu. “Alhamdulillah, pas kejadian anak-anak sedang istirahat salat dhuhur,” ungkap salah satu guru SMPN 2 Wonoayu saat menerima sidak Komisi C.

Sidak lalu bergeser menuju SDN Cangkringsari Sukodono. Di lokasi ini, rombongan Komisi C mendapatkan penjelasan dari pihak sekolah mengenai kronologis kejadian terkait kerusakan atap ruang kelas. “Waktu kejadian Senin siang lalu itu, anak-anak sudah pulang. Tapi waktu itu guru-guru masih rapat,” cerita Kepala SDN Cangkringsari, Azizah.

Kata Azizah, ruang kelas yang rusak itu, tidak menganggu proses belajar para siswa. Ia menyebut, sebanyak 18 siswa kelas 2 yang ruang kelasnya rusak itu, saat ini untuk sementara menempati ruang komputer. Ia juga menyebut, kejadian tersebut sudah dilaporkan Dinas Dikbud Sidoarjo dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sidoarjo.

Ketua Komisi C, H Choirul Hidayat menyatakan, setelah melakukan sidak ke tiga sekolah yang salah satu bangunannya rusak akibat angin kencang dan kebakaran tersebut, pihaknya mendapatkan fakta bahwa bangunan sekolah yang mengalami kerusakan, kategori bencana ringan. “Setelah kami sidak, kategori kerusakan ringan,” tandas politisi PDI Perjuangan ini.

Saat sidak berlangsung, Choirul Hidayat sudah meminta para kepala sekolah tersebut, untuk melakukan identifikasi terhadap ruang kelas yang rusak dan segera berkirim surat ke Dikbud Sidoarjo. Harapannya bangunan kelas yang rusak, segera bisa diperbaiki. “Dan alhamdulillah, kejadian ini tidak menganggu proses belajar para siswa,” tandas H Choirul Hidayat.

Wakil Ketua Komisi C, H Anang Siswandoko menambahkan, bangunan sekolah yang rusak akibat bencana tersebut, bisa ditangani dengan dana tanggap darurat bencana. Anang menegaskan, Kabupaten Sidoarjo mengalokasikan dana tanggap darurat bencana untuk persiapan saat terjadi bencana alam.

 “Tadi kami lihat sama-sama, pas sidak, kerusakannya kan tidak terlalu berat. Yang di SDN Cangkringsari, hanya memanggil tukang untuk membetulkan genteng yang semrawut beterbangan tersebut,” jlentreh Anang yang juga politisi Partai Gerindra ini.

Sedangkan untuk SDN Lemahputro, informasi dari pihak sekolah, bakal dicover dengan dana BOS. Sebab kerusakan yang terjadi, berskala kecil. Sehingga hanya butuh dana untuk mengganti kusen jendela yang terbakar. Di sekolah ini, ruang kelas yang jendelanya terbakar, tetap bisa dimanfaatkan untuk belajar para siswa.

“Kemudian SMPN 2 Wonoayu, itu kan hanya tinggal sekolah mengajukan proposal untuk luas ukuran eternit 2 meter kali 12 meter. Itu cukup bisa diambilkan dana tanggap bencana,” tandas Anang Siswandoko.

Anang menegaskan, setelah sidak ke tiga sekolah tersebut dan melihat langsung kondisi kerusakan, Komisi C DPRD Sidoarjo merekomendasikan agar kepala sekolah yang membawahi sekolah-sekolah tersebut, untuk mengajukan permohonan mendapatkan dana tanggap darurat bencana.

Ditegaskan Anang, menyikapi kejadian sekolah rusak akibat bencana alam, misalnya angin kencang, pihaknya berharap seluruh program perencanaan yang ada di semua organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkungan Pemkab Sidoarjo, sudah harus melengkapi semua syarat-syarat untuk mengantisipasi bencana.

 “Misalnya desain atap dirancang tidak terlalu tinggi sehingga aman saat ada angin kencang, tidak terlalu tinggi derajat kemiringannya dibuat kecil atau hal lainnya yang intinya ada mitigasi bencana terhadap bangunan tersebut,” tandas Anang Siswandoko.

Anang kembali menegaskan, hasil sidak juga menyatakan jika ruang kelas sekolah yang rusak akibat bencana alam tersebut, tidak menganggu proses belajar mengajar di sekolah-sekolah tersebut. “Insya Allah siswa tetap bisa belajar karena kerusakan tidak terlalu parah,” jlentreh Anang. (sta/ns)