Masyarakat Rasakan Banyak Manfaatnya, EMCL Dukung Program Biogas di Bojonegoro
“Alhamdulillah sudah menggunakan biogas sebagai bahan bakar memasak. Jadi saya dan keluarag serta tetangga yang lain bisa hemat,” terang Endang saat ditemui dikediamannya, Rabu (30/6).
Bojonegoro, HB.net - Sejak 2014 yang lalu hingga sampai sekarang ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) terus mengembangkan program biogas di masyarakat sekitar Lapangan Minyak Banyu Urip. Hasilnya pun kini telah dirasakan masyarakat sekitar, lantaran mereka menerima banyak manfaatnya.
Salah satunya penerima manfaat program biogas yaitu Ibu Endang Warga Desa Gayam, Kabupaten Bojonegoro. Kepada wartawan ia mengaku, bersyukur bisa memanfaatkan program biogas tersebut. Pasalnya, untuk memenuhi kebutuhan memasak sehari-hari sudah tak lagi menngunakan kayu bakar maupun tabung gas elpiji.
“Alhamdulillah sudah menggunakan biogas sebagai bahan bakar memasak. Jadi saya dan keluarag serta tetangga yang lain bisa hemat,” terang Endang saat ditemui dikediamannya, Rabu (30/6).
Biogas tak hanya bahan bakar untuk memasak, bisa juga digunakan untuk lampu penerangan.
Ia bercerita, dalam kesehariannya setiap kali memasak selalu menggunakan biogas. Bahan bakar energi terbarukan ini merupakan hasil pemanfaatan limbah ternak sapi. Dengan bimbingan ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) sejak 2014 lalu. Pihaknya berserta 126 keluarga lainnya merupakan penerima manfaat program tersebut ternyata berhasil memanfaatkan olahan limbah ternak sapi menjadi biogas.
“Sejak itu saya tidak pernah beli gas elpiji sama sekali. Pemanfaatan limbah kotoran sapi ini tak hanya dapat digunakan sebagai bahan bakar, namun juga pupuk slurry,”tutur Ibu Endang.
Perempuan murah senyum itu menyampaikan, setiap dua hari rata-rata berhasil mengolah biogas. Karena hanya memiliki dua ekor sapi, dan membutuhkan waktu untuk menunggu wadah pengaduk dipenuhi limbah kotoran sapi. Sedangkan, produksi biogas dimanfaatkan untuk kebutuhan penerangan lampu serta memasak. Selain itu, limbahnya pun berguna dan dapat dimanfaatkan untuk pupuk slurry.
Selain bernilai ekonomis, pupuk organik tersebut ramah lingkungan. Tak hanya itu, biogas juga menghemat pengeluaran bulanan untuk memasak. Apalagi banyak para keluarga yang menjalankan usaha catering rumahan.
Dengan mengnggunakan biogas, pengeluaran Endang untuk memasak menjadi sangat hemat.
“Biogas banyak dimanfaatkan oleh warga Desa Gayam. Kami juga membentuk kelompok pengelola limbah Biogas. Dan kini sudah ada sekitar 126 bangunan biogas atau reaktor di Desa Gayam,” beber dia.
Sementara itu, External Affairs Manager EMCL, Ichwan Arifin mengungkapkan, EMCL berupaya mengenalkan sumber energi alternatif kepada masyarakat. Sehingga, dapat dikembangkan lebih lanjut sebagai model optimalisasi teknologi ini. Disisi lain, pemanfaatan limbah kotoran sapi ini menjadi bagian dari upaya EMCL untuk memberikan edukasi tentang energi alternatif.
“Ya sekaligus untuk menjadikan Desa Gayam sebagai percontohan Desa Mandiri Energi,”pungkas Ichwan Arifin.(wan/ns)