Hari Pahlawan, DPRD Jatim Dukung Tokoh NU Ditetapkan Menjadi Pahlawan Nasional

Hari Pahlawan, DPRD Jatim Dukung Tokoh NU Ditetapkan Menjadi Pahlawan Nasional
Deni Prasetya, Anggota DPRD Jawa Timur dari Fraksi Partai NasDem. foto: istimewa. Dan ketika Ketua DPRD Jawa Timur, Musyafak Rouf Pimpin Upacara Hari Pahlawan 2024 di TMP Sepuluh Nopember 1945, Surabaya. foto: istimewa

Surabaya, HB.net - Hari Pahlawan Nasional yang diperingati setiap tanggal 10 November selalu diawali dengan pengumuman penetapan pahlawan nasional oleh Pemerintah Republik Indonesia. Penganugerahan gelar pahlawan nasional itu diberikan kepada ahli waris oleh Presiden di istana Merdeka, Jakarta.

Tradisi penganugerahan gelar pahlawan tahun ini ditunda karena adanya lawatan Presiden Prabowo ke luar negeri. Pasca lawatan selama 3 Minggu itu direncanakan Presiden menetapkan gelar Pahlawan Nasional. Kementerian Sosial pun telah mengusulkan 16 nama tokoh untuk ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional.

Anugerah gelar pahlawan tersebut mendapat perhatian khusus dari Anggota DPRD Jawa Timur, Deni Prasetya. Anggota Fraksi Partai NasDem itu berharap pemerintah menetapkan tiga tokoh Nahdlatul Ulama (NU) sebagai Pahlawan Nasional pada tahun 2024 ini.

Deni menyebut tiga tokoh asal Provinsi Jawa Timur itu adalah, Syaikhona Kholil (Bangkalan), KH. Bisri Syansuri dan KH. Abdurrahman Wahid, keduanya berasal dari Jombang. Menurut Deni, ketiga tokoh itu memenuhi syarat untuk ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional.

"Mbah Kholil, Mbah Bisri dan Gus Dur, pengabdian dan jasanya sangat luar biasa bagi bangsa ini. Meraka pun tidak punya cela selama hidup. Jadi harapan saya sebagai wakil rakyat Jawa Timur, negara memberi gelar pahlawan pada ketiga tokoh tersebut pada tahun ini," kata Deni, Selasa (12/11/2024).

Wakil Ketua Gerakan Pemuda Ansor Jawa Timur ini mengungkapkan, syarat-syarat prosedural untuk pengajuan gelar pahlawan bagi ketiga tokoh asal Jawa Timur telah dijalankan. Mulai usulan dari Pemkab setempat, Pemprov Jatim, hingga seminar.

Karena itu, lanjut Deni, sudah tidak ada alasan lagi untuk menunda penetapan gelar pahlawan nasional bagi ketiga tokoh asal Jatim tersebut. Mereka juga bukan milik Jawa Timur tapi milik nasional.

"Saat ini generasi muda mengalami krisis panutan. Karena itu, dengan penetapan gelar pahlawan bagi tiga tokoh NU tersebut, generasi muda punya panutan yang jelas," tutur Deni.

Deni juga mendukung usulan gelar pahlawan bagi Prof RM. Margono Djojohadikusumo. Beliau adalah pejuang kemerdekaan. Ia tercatat sebagai Anggota Badan Penyidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).

Ia menjelaskan, Prof Margono juga adalah peletak dasar perekonomian nasioan. Ia pendiri dan Presiden pertama Bank Nasional Indonesia (BNI). BNI adalah bank negara pertama, sekaligus bank sentral Indonesia. Prof Margono juga yang menerbitkan Oeang Republik Indonesia (ORI) yang menjadi mata uang Republik Indonesia pertama, sebelum Rupiah.

"Prof Margono layak mendapat gelar pahlawan. Ini bukan karena beliau kakek dari Presiden Prabowo. Tapi beliau mempunyai jasa dan dedikasi luar biasa pada bangsa ini," ujar Deni.

Terpisah, Peringatan Hari Pahlawan 10 November Tahun 2024 juga menjadi momen tersendiri untuk Ketua DPRD Jawa Timur, Musyafak Rouf. Untuk pertama kalinya Musyafak menjadi inspektur upacara ketika menjabat Ketua DPRD Jatim.

Pria yang akrab dipanggil Abah Syafak ini juga memimpin ziarah dan tabur bunga untuk para pahlawan 10 November di Taman Makam Pahlawan Sepuluh Nopember di Jalan Mayjend Sungkono, Surabaya.

Musyafak menilai rangkaian ini penting untuk menjaga semangat dalam mempertahankan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) saat ini.

"Kita sebagai warga negara penerus bangsa sudah seharusnya ikut serta melanjutkan perjuangan kemerdekaan. Dimana kita berjuang mengisi kemerdekaan dengan darma bakti kita di bidang masing-masing," terang Musyafak.

Di momen 10 November ini, tema Peringatan hari Pahlawan Tahun adalah; "Teladani Pahlawanmu, Cintai Negerimu". Tema ini mengandung makna yang dalam.

Teladani Pahlawanmu, berarti bahwa semua olah pikiran dan perbuatan harus senantiasa diilhami oleh semangat kepahlawanan. Sementara cintai negerimu mengandung makna bahwa apa pun bentuk pengabdian kita harus memberikan sumbangsih yang berarti bagi kemajuan bangsa Indonesia.

Upacara, ziarah, dan tabur bunga di TMP 10 Nopember di Jalan Mayjend Sungkono, Surabaya ini diikuti oleh para jajaran Forkompinda Jawa Timur dan juga Kogartap III/Surabaya. (mdr/ns)