TPA Randegan Tulang Punggung Kota Mojokerto Sabet Adipura

Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Randegan masih menjadi tulang punggung Pemkot Mojokerto untuk mendulang Adipura.

TPA Randegan Tulang Punggung Kota Mojokerto Sabet Adipura
TPA Randegan masih menjadi tulang punggung Kota Mojokerto untuk Adipura.

Mojokerto, HARIANBANGSA.net - Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Randegan masih menjadi tulang punggung Pemkot Mojokerto untuk mendulang Adipura. Tahun 2019 silam, TPA yang berubah menjadi kawasan wisata edukasi dan kantor bank sampah induk ini mendapat penilaian 75,92 dari Kementerian Lingkungan Hidup Kehutanan (KLHK).  KLHK adalah penyelenggara even bergengsi untuk pengelolaan lingkungan yang baik itu.

Pada 2019 silam, Kota Onde-Onde ini menerima penghargaan anugerah Adipura kategori kota sedang untuk periode 2017-2018. Anugerah yang ketiga kalinya diraih kota ini diserahkan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla kepada Walikota Mojokerto.

Setelah sempat mandeg dua tahun akibat pandemi Covid-19, kini penganugrahan Adipura tersebut kembali berjalan . Tahun ini pemantauan dan verifikasi lapangan kegiatan Adipura kembali digelar. Ujung tombak pemangku kebijakan even ini, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) menyatakan tetap optimis untuk mengamankan predikat Kota Mojokerto sebagai Kota Adipura.

“Tingkat produksi sampah rumah tangga di TPA Randegan masih berkisar 60-70 ton per hari. Kita berupaya mempertahankan jumlah bank sampah di angka 160 unit. Mereka adalah partner kita dalam untuk menekan laju sampah RT,” ujar Kepala DLH Bambang Mujiono didampingi Kabid Kebersihan Erijanto Mukti Wibowo di ruang kerjanya, Senin (29/8).

Bambang mengklaim, pola kemitraan dengan bank sampah yang telah terjalin selama ini menjadi pemberdayaan masyarakat ditengah masa pendemi Covid-19. “Nilai ekonomi sampah yang telah dipilah cukup tinggi. Ini menjadi solusi persoalan ekonomi yang dirasakan sejumlah warga selama pandemi. Kita berupaya menggandakan jumlah bank sampah lewat sosialisasi dan edukasi ke masyarakat,” jelasnya.

Pihak DLH kini tengah mewacanakan pengadaan mesin press untuk mendukung tingkat produksi bank sampah. Jika terealisasi mesin tersebut dapat memfasilitasi pengepul sampah sehingga tingkat produksinya melejit. Mesin tersebut diharapkan dapat mengatasi persoalan keterbatasan lahan penampungan sampah maupun pengiriman sampah plastik ke bank sampah induk.

Keberadaan TPA Randegan diyakini telah menjadi berkat bagi sejumlah warga di Lingkungan Sekarputih, Kelurahan Kedundung. Sejak belasan tahun lalu, sebanyak 55 rumah di sekitar TPA mendapatkan pasokan energi gas metan dari proses daur ulang sampah. Hanya saja distribusi gas pengganti LPG tersebut terbentur masalah kecilnya kapasitas mesin blower di TPA. Blower TPA hanya bisa mendistribusikan gas metan selama 5 jam saja, jauh dari target 24 jam nonstop.

Sejak lama TPA Randegan telah dilengkapi dengan fasilitas pertamanan. Otoritas TPA menjadikan tempat ini sebagai wisata edukasi. Tempat ini banyak menerima kunjungan sekolah yang melakukan kegiatan pembelajaran. Siswa dapat mempelajari proses pengolahan sampah dengan sistem control landfill, pembuatan pupuk kompos dan pupuk cair yang berasal dari kolam lindi hingga pembuatan pupuk granule.

Di TPA ini terdapat banyak fasilitas public mulai dari perpustakaan, taman bermain, hingga kafe. Wajar jika TPA Randegan yang memiliki potensi wisata menjadi magnet warga. Apalagi lokasi ini ditunjang dengan keberadaan bukit Teletubbies yang berasal dari gundukan sampah. Masyarakat bisa berselfie dipuncak bukit dengan aksen yang instagramable.

Selain TPA Randegan, potensi pendukung penilaian Adipura dimiliki kampung hijau, Miji. Warga setempat kompak menanam tumbuhan dengan biopori dan memproduksi kompos. Kampung ini mendapat apresiasi dari tim penilai Adipura minggu lalu. Termasuk kehadiran Satgas Sabersali. Unit DLH yang menjanjikan pembersihan sampah liar dengan waktu fantastis, bersih dalam 10 menit. (yep/rd)