The Miracle of Kindness 

Saya sering menyimak kata kata itu muncul dan disampaikan dalam rapat pimpinan oleh pak Rektor Safi. Setidaknya sudah 5x sejak saya membantu beliau sebagai Warek.

The Miracle of Kindness 

"Mari istiqomah berniat baik, terus berbuat baik, agar keberkahan itu senantiasa menghampiri kita dan kampus ini"

Saya sering menyimak kata kata itu muncul dan disampaikan dalam rapat pimpinan oleh pak Rektor Safi. Setidaknya sudah 5x sejak saya membantu beliau sebagai Warek. Saya mencatat dan mencoba reflektif kira-kira apa yang hendak beliau maksudkan.

Saya resapi dalam dalam kata kata itu untuk mendapatkan makna dan spirit baru.

Sungguh itu bukan sebuah kepasrahan, tetapi ada makna dan spirit spiritualisme tinggi dibalik kata-kata itu. Sekuat-kuatnya manusia berusaha dengan mind intelectual power yang hebat, perencanaan yang dahsyat, tatalaksana yang lengkap, tetap saja tidak akan mampu mengimbangi kuasa dan kehendak semesta dan  illahi robbi.

Bahkan kita juga pernah diingatkan Bang haji Rhoma melalui lirik lagunya bahwa ilmu kita ini sesungguhnya hanyalah laksana setitik saja di hamparan ilmu Allah yang tersebar di samudra maha luas. Sesungguhnya kecil sekali kita ini. Nah, kesadaran itu penting dimiliki oleh kita semua agar tidak takabur dan senantiasa berharap pertolongan untuk mendapatkan energi baru guna membangun kampus ini menuju kampus prestatif.

Spirit itu dicoba diinternalisasikan dalam tindak laku pimpinan di tengah tantangan menyelesaikan banyaknya tugas yang bertubi tubi menghampiri. Makanya Pak Syafi juga mentradisikan untuk berdoa kafaratul majlis dalam setiap rapim agar bisa menguatkan spirit mendapatkan keberkahan,  kebarokahan, dan mendapat pertolongan itu. 

Bagi peminat laku spiritual seperti Gede Prama, Dalai Lama, Mahatma Gandhi, serta tokoh spiritual kontemporer lainnya, sepi itu sesungguhnya menyediakan ruang kehampaan sebagai sarana berkomunikasi transendental yang bisa terhubung dalam relasi relasi transendental. Bisa memandang dunia ini jauh lebih indah, damai, dan menyejukkan. Dengan kehampaan kita bisa melihat horizon alam ini lebih luas dan akhirnya bisa melihat dunia dan kehidupan ini lebih utuh. Bahkan dalam tradisi santri kadangkala hal itu bisa menghadirkan ilmu laduni.  

Praktik praktik kecil itu juga kadang tak tersadari muncul begitu saja dalam pengambilan policy di kampus ini. Seperti dalam penentuan prioritas beasiswa KIP tahun ini yang ditambahkan point baru untuk membantu anak yatim piatu  mendapat kesempatan menempuh pendidikan tinggi. Begitulah salah satu bentuk implementasi kecil yg kadang muncul tak terduga dalam policy miracle of kindness guna mendapatkan keberkahan dan pertolongan di kampus ini. Tentu saja kita terus berharap akan datang anugerah, prestasi, dan kabar kabar baik yang menghampiri kampus ini. Bisa jadi kadang kita kaget mendadak mendapat anugerah anugerah prestasi prestasi tanpa diduga sebelumnya.

Secara sadar Pak Rektor juga sering menyampaikan bahwa ikhtiar manusia selalu ada limit dan batasnya apakah itu fisik atau pikiran. Sementara pekerjaan yang harus dikerjakan dan dituntaskan di kampus ini sungguh berat dan tidak mungkin semua bisa dikerjakan dengan batas kemampuan normal. Kita juga membutuhkan kekuatan dan keberuntungan keberuntungan sebagai bentuk campur tangan semesta bicara. Dan itu dalam keyakinan Pak Rektor Syafi bisa muncul salah satunya karena adanya niat baik dan terus berbuat baik.

Saya jadi ingat petuah Pak Rektor Senior Pak H. Muh Syarif saat memimpin UTM 2 periode beliau juga menyampaikan kalau menghadapi urusan sulit sulit saya fatehahi saja, begitu beliau sering memberi nasihat pada kami. Semua pimpinan punya keterbatasan dan menyadari hal itu penting sehingga terus bisa menguatkan diri berkelanjutan.

Saya setuju kampus ini  harus dibangun diatas landasan niat baik, berbuat baik sehingga bisa tercipta iklim keberkahan dan kebarokahan agar pertolongan pertolongan senantiasa muncul dari Allah Swt Tuhan iIlahi robbi agar kampus ini terus bisa progress dan berkembang lebih baik termasuk meraih impian dan cita yang dirasa masih menjadi mission impossible.

Karenanya sering pak rektor bercanda bisa jadi policy awalnya salah, tetapi pada akhirnya menjadi benar karena niat baik kita. Dan itu semata mata adalah pertolongan ilahi robbi. Selamat juga kami sampaikan kepada civitas academica atas prestasi dan kabar-kabar baik yang datang menghampiri kampus ini.

Kita  jangan lelah untuk terus menebar virtue kebaikan, menguatkan kebersamaan. Dimulai dari hal kecil kita akan terus mentradisikan, menjaga, menguatkan niat baik, aksi berbuat baik. Seyogyanya hal ini bisa terus menjadi roh dalam gerak langkah kita bersama membangun kampus ini. Agar kampus ini juga bisa menjadi tanah yang diberkahi.

Mari Terus menebar kebaikan, jangan lelah berbuat baik, menguatkan keteladanan sehingga bisa menjadi karakter bersama. Jadikan kampus ini sebagai ladang ibadah sebagai mazroatul akhiroh …aminn

“Orang yang paling bahagia didunia adalah mereka yang tidak memiliki waktu dan ruang dalam hatinya untuk membenci orang lain. Terus menguatkan niat, semangat dan menebar kebaikan dimana saja.” – Anonymous.

(Oleh: Surokim AS. Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan UTM Universitas Trunojoyo Madura)