Pilwali Surabaya 2020, MA Panaskan Mesin Suara: Dikereoyok, PDI-P Tetap Percaya Diri
Tim pemenangan MA bergerak cepat, memanaskan mesin suara dengan membentuk koordinator kelurahan (korkel) se-Surabaya.
SURABAYA, HARIANBANGSA.net - Larangan kampanye akbar pada Pilwali Surabaya 2020, memaksa tim pemenamgan Machfud Arifin (MA) mengubah strategi. Tim pemenangan MA bergerak cepat, memanaskan mesin suara dengan membentuk koordinator kelurahan (korkel) se-Surabaya.
Peresmian pembentukan korkel dilakukan MA di Sheraton Hotel, Sabtu (27/6) siang. Peresmian tersebut dihadiri ketua-ketua partai politik (parpol) pengusung MA, yakni Musyafak Rouf (Ketua DPC PKB Surabaya), BF Sutadi (Ketua DPC Partai Gerindra Surabaya), Blegur Prijanggono (Ketua DPD Partai Golkar Surabaya), Hafidz Suadi (Ketua DPD PAN Surabaya), Buchori Imron (Ketua DPC PPP Surabaya), Robert Simangunsong (Ketua DPD Partai NasDem Surabaya), Lucy Kurniasari (Ketua DPC Partai Demokrat Surabaya), dan Akhmad Suyanto (Ketua DPD PKS Surabaya) yang didampingi sekretaris partai masing-masing, dan Direktur Pemenangan MA Center.
Sekretaris DPD PAN Surabaya Endras Heru Sulistyono mengatakan, pertemuan Bakal Calon Wali Kota Surabaya Machfud Arifin (MA) dengan pimpinan parpol pungusung adalah untuk membahas program turun ke bawah (turba) tahap kedua dan juga pembentukan koordinator kelurahan (korkel) Se-Surabaya.
“Di Surabaya ini kan ada 154 kelurahan. Nah masing-masing parpol akan membentuk korkel. Karena parpol pengusung ada delapan maka di Surabaya nanti akan ada 1.232 korkel. Masing-masing korkel nanti akan merekrut anggota untuk RT/RW,”ungkap Endras Heru ketika dikonfirmasi, Sabtu (27/6/2020) malam.
Korkel nanti akan mengkoordinasi dan mengkonsolidasilan suara-suara di kelurahan masing-masing.
“Mereka (korkel) ini sebagai ujung tombak mencari suara dan membuat jaringan sampai tingkat RT/RW,”ungkap dia.
Sedangkan Sekretaris DPC Partai Gerindra AH Thony mengatakan, Partai Gerindra sudah mengusung MA sebagai calon Wali Kota Surabaya, sehingga Gerindra bersama koalisi sepakat untuk membangun jaringan dalam rangka pemenangan Pilkada Surabaya.
“Strategi kita sudah membentuk pemenangan dan membuat posko-posko di tingkat kecamatan, kelurahan, hingga ke tingkat RW,” kata dia.
Menurut AH Thony, program pilkada di tengah pandemi Covid-19 sedikit berbeda. Dia menjelaskan, mekanisme Gerindra tetap melakukan dengan sistem jaringan.
Ketua Bappilu Partai PKB Badru Tamam mengungkapkan, secara normal PKB sudah membentuk koordinator kelurahan (korkel) sampai ke tingkat RW untuk pemenangan pilkada. Badru Tamam optimistis dengan mekanisme baru pemenangan, MA akan menjadi Wali Kota Surabaya.
“Kita optimistis melihat jago yang kita usung adalah orang yang punya kemampuan bertarung dan mempunyai tim yang sangat tangguh. Apalagi MA didukung delapan partai yang saat ini sudah jalan, sehingga bagi kami tidak ada keraguan sama sekali,” pungkas dia.
Di sisi lain, Sekretaris DPC PDI-P Surabaya Baktiono mengatakan, secara dukungan partai politik (parpol), PDI-P yang memiliki modal 15 kursi dan bisa mengusung calon sendiri, sementara memang kelihatan sendiri. Ini karena rekomendasi Bakal Calon Wali Kota (Bacawali) dan Bakal Calon Wakil Wali Kota (Bacawawali) belum ditentukan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.
Namun demikian, kata Baktiono, semuanya akan berubah jika rekomendasi sudah turun. Kabarnya rekomendasi akan turun akhir Juni atau awal Juli ini.
"PDI-P bisa berkoalisi dengan parpol, kelompok masyarakat dan juga warga Surabaya,"ungkap dia.
Dalam sejarah partai politik di Indonesia, jelas dia, Partai Demokrasi Indonesia (PDI) sebelum 1999 dan sebelum menjadi PDI Perjuangan, juga pernah sendirian dan akhirnya dipercaya masyarakat.
Karena itu, meski menghadapi delapan parpol pengusung Machfud Arifin, PDI-P tak merasa gentar. "Dalam pilkada Surabaya ini yang memiliki suara itu rakyat, bukan partai politik. Jadi, kita akan berjuang untuk memenangkan suara rakyat," tandas dia.
Ditanya apa ada upaya untuk merangkul Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang belum menentukan pilihan atau arah politiknya, Baktiono enggan men jawab.
Namun sebelumnya, Ketua DPC PDI-P Surabaya Adi Sutarwijono mengatakan, jika partainya membuka peluang koalisi dengan partai lain di Pilkada Surabaya 2020. Namun, semua keputusan berada di tangan DPP PDIP. PDI Surabaya siap menjalankan perintah DPP. (lan/ns)