Pneumonia Bisa Picu Meningitis pada Bayi
Mengapa penyakit pneumonia (radang paru) akibat infeksi bakteri Pneumokokus menjadi pemicu kematian bayi tertinggi?
Sidoarjo, HARIANBANGSA.net - Mengapa penyakit pneumonia (radang paru) akibat infeksi bakteri Pneumokokus menjadi pemicu kematian bayi tertinggi? Itu karena bila dibiarkan, bakteri Pneumokokus bisa menyebar dan memicu beragam komplikasi pada bagian kepala bayi.
Demikian dijelaskan oleh Dr dr Julitasari Sundoro MSi-PH, sekretaris eksekutif Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI), Senin (15/11).
Dalam kesempatan talkshow di sebuah radio, Julita menjelaskan, bila Pneumokokus lari ke otak, menyebabkan meningitis (infeksi selaput otak dan sumsum tulang belakang). Apabila bakteri masuk aliran darah menyebabkan bakteriemia (infeksi aliran darah). Lalu bakteri Pneumokokus bisa lari ke telinga menyebabkan otitis media (radang telinga tengah).
Julita menjelaskan, pneumonia dapat diikuti dengan komplikasi bakteriemia atau empyema. Bisa muncul nanah pada ruang antara paru dan selaput paru. "Ini yang mengakibatkan bayi atau balita sesak," ungkapnya.
Bagi bayi penderita meningitis yang sembuh, sering kali akan mengalami gejala sisa. Bisa berupa ketulian, retardasi mental, gangguan motorik dan epilepsi.
"Faktor risiko untuk kolonisasi bakteri adalah, bayi yang tidak mendapat ASI, gizi buruk, infeksi virus pada saluran nafas atas, perokok pasif, sirkulasi ruangan kurang baik, atau bayi yang dititipkan di lokasi penitipan anak," tuturnya.
Sementara itu, dr Muhammad Athoillah MM, selaku kabid P2P Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo mengakui, dalam masa pandemi lalu, pelaksanaan imunisasi PCV terhambat. "Tidak hanya PCV, imunisasi rutin lainnya juga menurun di masa pandemi ini," ungkap dr Athoillah.
Menurut Athoillah, Kabupaten Sidoarjo termasuk satu dari 8 daerah di Jawa Timur yang menerima program pengenalan imunisasi PCV secara gratis. Sasarannya adalah bayi yang lahir mulai April 2021. Bayi-bayi itu akan mendapatkan tiga kali suntikan, di usia 2,3 dan 12 bulan.
Hasil pendataan Dinkes Sidoarjo ada sekitar 17.716 bayi sasaran. Namun hingga September 2021, realisasi pemberian PCV 1 sejumlah 5.066 anak atau 28,6 persen. "Karena ada PPKM dan pendemi, realisasi imunisasi PCV sedikit terhambat dalam praktiknya," kata dr Athoillah.(cat/rd)