Komisi II DPRD Bondowoso Sidak Pasar Induk, Sejumlah Pedagang Ricuh

Komisi II DPRD Bondowoso melakukan sidak ke pasar induk setempat, untuk melihat kondisi dan penataan pedagang , namun kedatangan mereka menjadi ricuk akibat ulat pedagang pagi dan sore yang cekcok.

Komisi II DPRD Bondowoso Sidak Pasar Induk, Sejumlah Pedagang Ricuh
Anggota Komisi II DPRD Bondowoso saat Sidak kepasar Induk dikepung pedagang sore dan pagi.
Komisi II DPRD Bondowoso Sidak Pasar Induk, Sejumlah Pedagang Ricuh

BONDOWOSO, HARIANBANGSA.net - Komisi II DPRD Bondowoso melakukan sidak ke pasar induk setempat, untuk melihat kondisi dan penataan pedagang pada Kamis (21/1). Namun rombongan anggota dewan itu disuguhi pemandangan tak elok. Hingga terjadi kericuhan pedagang pasar sore dan sejumlah petugas pasar.

Awalnya sidak berjalan biasa-biasa saja. Rombongan komisi II DPRD melihat kondisi kios dan berkomunikasi dengan sejumlah pedagang. Tiba-tiba sejumlah pedagang pasar sore, naik ke lantai atas dan menemui langsung anggota DPRD. Mereka lantas mengajak sejumlah dewan untuk melihat lapak yang disediakan Pemkab.

Mereka kemudian menyampaikan sejumlah aspirasi. Seperti yang diutarakan salah satu pedagang pasar sore, Endang meyebut lokasi di atas sangat tidak layak. Menurutnya, saat malam hari gelap, dan tidak ada sirkulasi udara yang memadai. Mereka enggan berpindah ke lantai atas, mereka juga mengaku pendapatan menurun drastis karena pembeli sepi.

"Kenapa pasar pagi diam adem ayem, karena kalau pagi pedagang melayani pembeli partai besar seperti katering dan pembeli dengan jumlah besar," ujar pedagang lain, Iis.

Hal itu membuat pedagang pasar pagi yang lagi berjualan naik pitam. Adu mulut pun tidak bisa dihindarkan. Bahkan mereka melakukan aksi dorong-dorongan. "Seharusnya para pedagang pasar sore bersedia direlokasi. Pasar Induk milik pemerintah, sehingga para pedagang memang seharusnya menaati peraturan yang ada,"  papar Sugiyarto Pedagang di lantai 2.

Sejumlah anggota dewan yang terjebak dalam kerumunan berusaha melerai. Namun kedua kelompok pedagang tak mau mengalah. Bahkan hampir terjadi adu fisik. Namun petugas dan anggota DPRD terus berusaha memisahkan mereka. Beberapa menit kemudian anggota DPRD berhasil meredam emosi kedua belah pihak.

"Tolong tenang, nanti akan kita bicarakan. Kita cari solusi yang baik untuk semua," ujar Wakil Ketua Komisi II DPRD Bondowoso, A Mansur, sambil melerai pedagang.

Anggota DPRD pun turun ke lantai 1, pedagang sore yang mengaku sudah 10 hari tak berjualan itu terus mendesak dewan segera mencari solusi, agar mereka tetap berjualan di bawah. Mereka mengaku juga tidak pernah diajak berkomunikasi dengan Dinas terkait.

Beberapa petugas pasar pun juga tampak emosi. Akibatnya kemudian adu mulut antara petugas dan pedagang pasar sore tak terhindarkan. Ricuh kembali terjadi di sebelah timur parkir kendaraan. Saat itu DPRD lagi meninjau lapak milik pedagang pasar sore yang diamankan petugas.

Lagi-lagi sejumlah anggota dewan terjebak dalam kericuhan. Dalam kondisi itu, anggota legislatif tersebut berusaha tetap menenangkan kedua belah pihak. Akhirnya mereka berhasil dilerai.

Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pasar Induk Bondowoso, Didik Muriyanto mengatakan, bahwa itu di luar kendali pihak pasar. "Itu kan pedagang sendiri yang membuat ricuh, bukan kita. Itu pedagang sore," katanya saat dikonfirmasi.

Sebelum sidak, beberapa hari lalu Komisi II  menerima pedagang pasar sore, Diskoperindag, pihak pasar dan pedagang pagi di DPRD. Namun ketegangan antara pedagang pasar sore pasar induk Bondowoso dan petugas belum menemukan solusi. Petugas menginginkan zonasi, sementara pedagang ingin tetap berjualan di bawah. (gik/diy)