Pemkot Gembleng Pelajar Soal Money Laundry

Puluhan siswa-siswi perwakilan dari kelas X dan XI berkumpul di aula sekolah untuk mengikuti sosialisasi tentang Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU PPT).

Pemkot Gembleng Pelajar Soal Money Laundry
Sosialisasi soal Pencucian uang untuk pelajar.

Probolinggo, HB.net - Pemerintah Kota (Pemkot) Probolinggo berkolaborasi dengan lembaga Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dalam agenda PPATK Mengajar Goes to SMK Negeri 1 Probolinggo, Rabu (22/01/2025) pagi.

Puluhan siswa-siswi perwakilan dari kelas X dan XI berkumpul di aula sekolah untuk mengikuti sosialisasi tentang Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU PPT).

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Siti Romlah mengaku bangga bahwa Kota Probolinggo dipilih sebagai mitra pembinaan APU PPT dari PPATK. “Ini merupakan sebuah kebanggaan, bagi kita khususnya Pemerintah Kota Probolinggo yang telah dipilih menjadi salah satu sasaran pelaksanaan PPATK mengajar,” terangnya.

Menurutnya, generasi muda merupakan kelompok yang cukup beresiko, baik sebagai korban maupun pelaku tindak pencucian uang.

“Ini merupakan usia rentan menjadi korban, rentan juga untuk menjadi pelaku karena mereka tidak paham terhadap pencucian uang, mereka tidak paham terhadap alur pendanaan terorisme, kemudian mereka juga mudah tergiur dan terpengaruh oleh situasi lingkungan pertemanan,” tambahnya.

Kepala Pusat Pemberdayaan Kemitraan APU PPT PPATK Supriadi, menyampaikan, pencucian uang adalah hasil dari berbagai tindak kejahatan, seperti korupsi, narkoba, penipuan, pencurian sumber daya alam dan judi daring (online). Dirinya mengingatkan kepada para pelajar untuk tidak mencoba maupun terjerumus dalam kejahatan tersebut.

“Saya berharap anak-anakku semua tidak ada yang mencoba, jangan pernah sekali-kali pengen merasakan keuntungan dari judi online. Karena sekali mencoba, sama seperti kejahatan narkoba, itu akan kecanduan dan terus ingin bermain dan berharap menang. Sementara kemenangan itu hanya ilusi,” jelas Supriadi. (ndi/diy)