Musim Hujan Rawan Saluran Tersumbat , DPUPR Kota Pasuruan Intens Gelar Pengawasan Bersama Stakeholder
Pasuruan, HB.net - Saluran Drainase sepanjang 18 kilometer di wilayah Kota Pasuruan, intens dilakukan pengawasan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Pasuruan.
"Bersama seluruh lapisan masyarakat dan stakeholder di wilayah Kota Pasuruan, kami terus melakukan pengawasan," ujar Sub Koordinator Operasi dan Pemeliharaan Sumber Daya Air dan Drainase Mahful Umaryadi Akhmad pada HARIAN BANGSA di Jumat(06/12/2024).
Teknik Pengairan Ahli Muda Bidang Sumber Daya Air dan Drainase tersebut menjelaskan, dalam pengawasan, DPUPR Kota Pasuruan menjalin kolaborasi dengan kelurahan-kelurahan, BPBD, dan instansi terkait untuk melakukan pengawasan dan tindakan yang diperlukan demi menjaga saluran-saluran air yang melintasi Kota Pasuruan dalam kondisi lancar. Bidang SDAD DPUPR Kota Pasuruan juga menyediakan layanan mesin sedot air sabagai upaya mempercepat penanganan genangan.
Mahful menguraikan, ada 3 langkah yang ditempuh Bidang SDAD dalam penanganan genangan di Kota Pasuruan, yaitu pra kejadian, saat kejadian, dan pasca kejadian. Untuk pra kejadian sudah dilakukan sebelum musim hujan tiba sebagai upaya antisipasi. Misalnya normalisasi saluran melalui pekerjaan rutin dan di titik-titik yang teridentifikasi merupakan outlet saluran drainase baik itu drainase jalan, drainase perumahan maupun drainase pemukiman warga.
“Pada saat kejadian, petugas tim genangan selalu siaga kapanpun untuk melaksanakan pekerjaan demi lancarnya aliran air di saluran-saluran, misalnya pembersihan sampah di grill-grill penangkap sampah, membuka pintu-pintu air, melakukan evakuasi material yang hanyut terbawa arus air. Sedangkan pada pasca kejadian, kami juga melakukan evakuasi material yang belum bisa diangkut pada saat kejadian. Semua ini dilaksanakan demi menciptakan rasa nyaman dan aman untuk warga Kota Pasuruan,” terang dia.
Mahful menambahkan, penyebab terjadinya genangan di Kota Pasuruan adalah tingginya sedimentasi, utilitas yang melintang di saluran air, dan sampah yang ada di sepanjang saluran.
Disamping itu saluran yang dulunya murni irigasi berubah menjadi dua fungsi akibat alih fungsi lahan yakni irigasi dan drainase. Seperti awalnya kawasan persawahan, kemudian terbangun perumahan, maka secara otomatis saluran yang dulunya irigasi mau tidak mau harus menjadi dual fungsi, yaitu sebagai saluran irigasi sekaligus fungsi drainase.
Langkah ke depan yang kebetulan akhir-akhir ini curah hujan cukup tinggi, Mahful berharap partisipasi seluruh warga dengan tidak membuang sampah sembarangan serta tidak membangun konstruksi yang justru bisa mengganggu proses operasi dan pemeliharaan saluran demi kebaikan kita bersama.
Jika masyarakat membutuhkan layanan Pemerintah Kota Pasuruan bisa disampaikan melalui e-Sambat, atau bisa melalui pihak kelurahan setempat. Alkhamdulillah hasil monev e-Sambat per 5 Desember 2024 kemarin seluruh sambatan warga ke DPUPR Kota Pasuruan 100 persen terselesaikan.
Disamping itu, harapan Mahful agar Pemkot Pasuruan bisa akses EWS (Early Warning System) Sungai yang dimiliki Pemprov Jatim, sehingga pemkot bisa melakukan upaya antisipasi dini untuk meminimalisir dampak bencana.
"Early Warning System Sungai adalah alat yang dirancang untuk mendeteksi, memantau, dan memberikan informasi tinggi muka air pada titik-titik terpasang. Alat ini dapat membantu untuk melakukan mitigasi sehingga dampak kerugian bisa diminimalisir" pungkas Mahful.(afa/ns)