Haryono Kembali Nahkodai PWI Bondowoso

"Kami berharap arahan dari  PWI Jatim dan dukungan dari teman-teman PWI Bondowoso untuk bersama-sama memajukan pers khususnya di Bumi Ki Ronggo ini," paparnya.

Haryono Kembali Nahkodai PWI Bondowoso
Haryono saat memberi sambutan usai terpilih menjadi Ketua PWI Bondowoso
Haryono Kembali Nahkodai PWI Bondowoso

BONDOWOSO, HB.net - Haryono kembali terpilih sebagai Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Bondowoso periode 2021-2024. Dalam konferensi PWI ke-3 ini dia unggul telak atas calon lainnya Eko SB, Minggu (11/4)

Dari jumlah 12 anggota PWI yang hadir dan punya hak suara, Haryono berhasil meraup dukungan 75 persen atau 9 suara, dan 3 sisanya memilih calon lain. Sidang yang dipimpin Pengurus PWI Jawa Timur tersebut berlangsung lancar. Forum menyepakati voting langsung, dan memilih petahana untuk menahkodai kembali untuk kedua kalinya.

Usai terpilih, Haryono berterima kasih atas amanah yang diberikan kepadanya dan berharap dukungan dari seluruh pengurus yang baru. "Kami berharap arahan dari  PWI Jatim dan dukungan dari teman-teman PWI Bondowoso untuk bersama-sama memajukan pers khususnya di Bumi Ki Ronggo ini," paparnya.

Sementara sejumlah program yang sudah berjalan selama periode sebelumnya, akan dilanjutkan. "Tentu kami akan membuat inovasi baru dalam program-program ke depan," jelasnya. Beberapa bidang yang akan dibahas yakni pendidikan, lanjut dia, pihaknya  berkomitmen untuk meningkatkan kapasitas anggota. Salah satunya melalui uji kompetensi (UKW) bagi jurnalis.

"Kami berharap kualitas produk ke depan semakin baik. Termasuk juga di bidang kerja sama,  maupun bidang lainnya," tegasnya.

Sementara itu, Ketua PWI Jawa Timur, mengucapkan selamat atas terpilihnya kembali Haryono sebagai ketua PWI Bondowoso. "Semoga lebih baik ke depan. Pesan saya, kekompakan teman-teman PWI Bondowoso harus terus dijaga," imbaunya.

Di tengah derasnya perkembangan teknologi media virtual, khususnya media sosial, menjadi tantangan nyata bagi media mainstream saat ini. "Kita tak haram menjadi penikmat media sosial. Tetapi kita harus sadar, bahwa kehadirannya menjadi pengendali dan berpotensi jadi pemecah masyarakat," paparnya.

Maka menjadi tugas jurnalis, untuk meningkatkan kualitas produk jurnalistik dengan informasi yang membangun, mendidik dan akurat. Menurutnya, media sosial dengan mudah mencomot tulisan di media mainstream secara bebas. Padahal menghasilkan produk jurnalistik tidak lah mudah.

"Hanya ada satu negara yaitu Australia yang memiliki aturan, apabila media sosial mengambil tulisan di media mainstream, maka harus bayar royalti pada perusahaan media, dan itu negara yang memproteksi langsung," terangnya.

Pihaknya berharap, wartawan yang tergabung di PWI Bondowoso tetap semangat dan terus meningkatkan kemampuan. "Tantangan ke depan semakin besar, termasuk sisi bisnis media massa," imbuhnya. (gik/diy)