Konvoi Mobil Tua di Acara Berbagi Masker, Disuguhi Kacang Rebus, Pangdam V/Brawijaya Beri Apresiasi
Mereka datang dan start dari Lapangan Makodam, atas undangan KodamV/Brawijaya. Acaranya; bagi bagi masker sekaligus sosialisasi memutus rantang penyebaran Covid-19.
SURABAYA, HARIANBANGSA.net - Ratusan mobil tua, Minggu (2/8) pagi, memenuhi jalan sepanjang Mayjen Sungkono. Berkonvoi, aneka mobil lawas itu berjalan rapi beriringan dengan kawalan petugas Kodam V/Brawijaya. Ada beragam jenis mobil kuno. Mulai sedan keluaran 60-an hingga 80-an, sampai Jeep bekas perang. Mereka berasal dari berbagai komunitas, mulai dari PPMKI (Persatuan Penggemar Mobil Kuno Indonesia), TLCI (Toyota Landcruser Club Indonesia), hingga PPAJI (Persatuan Penggemar American Jeep Indonesia).
Mereka datang dan start dari Lapangan Makodam, atas undangan KodamV/Brawijaya. Acaranya; bagi bagi masker sekaligus sosialisasi memutus rantang penyebaran Covid-19. Rute konvoinya: Lapangan Kodam – Adityawarman – Mayjen Sungkono – Bukit Mas – Gunungsari – Lapangan Kodam.
“Terimkasih atas dukungan rekan rekan komintas dalam rangka sosialisasi bahaya Covid-19, sekaligus bagi bagi masker,” ujar Pangadam V/Brawijaya Mayjen TNI Widodo Iryansyah.
Di garis finish, aneka suguhan tersaji. Ada kacang dan pisang rebus, soto, mie kluntung, hingga kopi hangat. Panggung terbuka dengan iringan lagu bernada semangat, menyambut kedatangan peserta yang datang dai berbagai kota. Dari Malang, Pasuruan, Mojokerto, Sidoarjo.
Di acara itu, Pangdam V Brawijaya menyerukan, semua komponen masyarakat harus bersama-sama menyadari pentingnya masker.
“Harapan kami, komunitas menjadi agen membagikan masker kepada masyarakat. Karena komunitas anggotanya banyak. Dari situ, kita harapkan muncul kesadarankesadaran bermasker. Mulai dari keluarga, tetangga, RT, RW, dan seterusnya,” ujar dia.
Selain membagikan masker, Mayjen Widodo mengatakan, komunitas mobil tua itu juga diminta untuk menyosialisasikan protokol kesehatan. Pangdam menyadari, mereka yang terpapar covid, masih tinggi dan belum menunjukkan tren penurunan. Obat penawarnya, diklaim telah ditemukan oleh beberapa pakar. Namun Pangdam berpatokan, WHO sebagai organisasi kesehatan dunia tetap mengklaim, hingga saat ini obat itu belum ditemukan.
“Karena itu, protokol kesehatan harus dilakukan. Mulai sering cuci tangan, social distancing, jaga jarak, dan jaga kesehatan,” tegas Jenderal bintang dua itu.
Pangdam juga menyadari, dengan protokol kesehatan ketat, menjadi tidak nyaman. Bersalaman misalnya, kini tak lagi bebas bisa dilakukan.
“Padahal, salaman adalah tradisi kita. Bahkan berpelukan, ketika berjumpa dengan sahabat atau kerabat yang lama tak ketemu. Tapi dengan kondisi pademi seperti ini, mau tidak mau kebiasaan itu harus kita ubah. Demi kebaikan bersama.”
Mengakhiri seremonial, perwakilan masing masing komunitas menerima bingkisan berisi masker dari Pangdam untuk dibagi bagi.
Perwakilan PPMKI wilayah Jawa Timur Sigit Hartono, menyampaikan terimakasihnya atas undangan tersebut. Dia akan membagi bagikan masker kepada masyarakat. (dev/rus)