Paripurna Hari Jadi Provinsi Jawa Timur Ke-77,  Kusnadi Sebut Khofifah Reinkarnasi Ratu Tribhuwana Tunggadewi

Ketua DPRD Jatim, Kusnadi dalam pidato sambutan mengatakan bahwa Gubernur Jatim ke-14 Khofifah Indar Parawansa kalau boleh dipersamakan adalah mirip Raja ketiga Kerajaan Majapahit yakni Ratu Tribhuwana Tunggadewi.

Paripurna Hari Jadi Provinsi Jawa Timur Ke-77,  Kusnadi Sebut Khofifah Reinkarnasi Ratu Tribhuwana Tunggadewi
Gubernur Khofifah bersama pimpinan DPRD Jatim menyanyikan Mars Jawa Timur. foto : istimewa.

Surabaya, HB.net – Paripurna istimewa dalam rangka peringatan Hari Jadi Provinsi Jawa Timur ke-77 dipenuhi banyak harapan dari para pemangku kebijakan maupun tokoh  masyarakat dan tokoh keagamaan di Jawa Timur. Harapan tersebut adalah optimisme Jawa Timur bangkit dan menjadi provinsi yang lebih makmur dan berkeadilan.

Ketua DPRD Jatim, Kusnadi dalam pidato sambutan mengatakan bahwa Gubernur Jatim ke-14 Khofifah Indar Parawansa kalau boleh dipersamakan adalah mirip Raja ketiga Kerajaan Majapahit yakni Ratu Tribhuwana Tunggadewi. Selama ini Provinsi Jawa Timur memang lekat dengan sebutan Bumi Majapahit.

“Paska era reformasi, Gubernur yang memimpin Provinsi Jawa Timur adalah Imam Utomo, Soekarwo dan Khofifah Indar Parawansa. Sedangkan raja pertama Majapahit adalah Raden Wijaya, lalu Sri Jayanagara dan kemudian Tribhuwana Tunggadewi. Saya nggak tahu kok yang ketiga sama-sama perempuan,” terang penasehat Fraksi PDI Perjuangan tersebut.

Kelebihan raja ketiga Majapahit, Ratu Tribhuwana Tunggadewi, lanjut Kusnadi adalah pemimpin yang meletakkan pondasi kuat untuk kemajuan kerajaan Majapahit untuk era selanjutnya.

“Tribhuwana Tunggadewi lah yang melahirkan Raja Hayam Wuruk sehingga Majapahit bisa mencapai puncak kejayaan. Setelah Gubernur Khofifah memimpin Jatim hingga 2029 mendatang, saya yakin Jawa Timur akan mencapai puncak keemasan sebagaimana cita-cita Indonesia emas 2045,” ujar Kusnadi.

Gubenur Jatim Khofifah yang mendengar sambutan ketua DPRD Jatim pun tersipu. Bahkan saat sambutan, orang nomor satu di Pemprov Jatim itu menegaskan bahwa keberhasilan yang telah dicapai Pemprov Jatim merupakan kerja bersama seluruh elemen.

Dia juga mengutip pidato Presiden RI pertama Ir Soekarno saat peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, bahwa kekuatan pemerintah juga tergantung kepada para pemimpin agama yang mampu memberikan harapan dan jalan kepada umat untuk menjalani hidup yang baik, hidup yang mulia dan hidup yang berkah.

“Para pemimpin juga harus mampu membangun kesadaran diri bahwa umat bisa memperjuangkan dan mencapainya. Dan para pemimpin juga ikut mendampingi, membimbing dan bersama umat untuk memastikan kita bersama dapat mencapainya,” tegas gubernur perempuan pertama di Jatim itu.

Menurut Tokoh Nahdliyin Inspiratif 2022 versi Forkom Jurnalis Nahdliyin itu, kebersamaan ini harus bisa menjadi standar bagi seluruh elit  di Jatim, baik formal maupun informal sebagai bagian pengabdian kita kepada Tuhan Yang Maha Esa dan bakti kepada masyarakat Jatim.

Secara khusus, mantan Mensos RI ini juga mengaku telah menyiapkan antisipasi dalam menghadapi segala tantangan dan hambatan agar Jatim terus berbenah dan merespon kelemahan dan kekurangan sehingga ke depan bisa menggapai yang lebih baik dan berkah.

Gubernur Khofifah bersama pimpinan DPRD Jatim dan Forkopimda berfoto bersama usai Paripurna Istimewa Hari Jadi Provinsi Jawa Timur ke-77. foto : istimewa.

“Jawabannya adalah dengan IKI yaitu Inisiatif, Kolaborasi dan Inovasi sebagai daya cipta warganya yang dapat hidup dan membantu kehidupan ekonomi, politik, sosial, dan budaya secara lebih manusiawi,” beber Khofifah.

Tak kalah menarik, KH Agoes Ali Mashuri yang memberikan tausyiah dan doa juga mendorong Gubernur Khofifah supaya tetap mengabdi di Jatim hingga dua periode. Sebab ada pihak-pihak yang sengaja mendorong Khofifah maju di Pilpres mendatang sebagai Cawapres itu memiliki tujuan tersembunyi.

“Gubernur Jawa Timur tidak kalah strategis dengan RI-2 (Wapres) sebab punya teritorial dan peranan begitu banyak. Kalau dikelola dengan baik tidak kalah dengan RI-2. Sebab Gubernur itu sama dengan raja,” pungkas pengasuh Ponpes Bumi Sholawat Sidoarjo ini. (mdr/ns)