Perjuangan Sutoyo Lestarikan Angklung Khas Banyuwangi
Meskipun sebagian besar generasi muda lebih tertarik pada hal-hal modern, Sutoyo tidak berhenti berkarya.
Banyuwangi, HB.net - Di tengah minimnya perhatian generasi muda terhadap alat musik tradisional angklung khas Banyuwangi, seorang pria bernama Sutoyo menjadi pahlawan yang gigih mempertahankan kelestarian seni dari bambu tersebut.
Berlokasi di jalan Istiqlah Banyuwangi, kios sederhana milik Sutoyo menjadi tempat di mana alat musik angklung khas Banyuwangi diproduksi dengan penuh dedikasi. Meskipun sebagian besar generasi muda lebih tertarik pada hal-hal modern, Sutoyo tidak berhenti berkarya.
Sutoyo, yang juga menjual buah semangka di lapak dagangnya, menjadi salah satu dari sedikit orang di Banyuwangi yang terus menghasilkan alat musik tradisional ini. Dengan tangan terampil, dia mentransformasi bambu tak berharga menjadi melodi yang indah dan enak didengar saat angklungnya diketuk.
"Sudah 40 tahun saya membuat angklung khas Banyuwangi. Awalnya coba - coba, tetapi terus cinta dengan musik angklung hingga saya berjuang melestarikannya sampai saat ini," kata Sutoyo, Rabu (03/01/2024).
Tidak hanya terpaku pada angklung, Sutoyo juga menciptakan alat musik patrol sejenis angklung lengkap dengan gong beserta trotok bambu. Kecintaannya pada seni tradisional juga tercermin dalam karyanya seperti angklung kocak dan hiasan rumah yang terbuat dari angklung.
"Harganya bervariasi dan cukup terjangkau," kata dia.
Pria berusia 63 tahun ini, dalam prinsipnya, tidak ingin hidup dari seni, melainkan ingin terus berupaya menghidupkan seni tradisional khas Banyuwangi.
"Di lingkungan rumah, saya juga membuat grup angklung yang beranggotakan ibu-ibu dan anak muda. Saya namakan Grup Angklung Bunda Ragil," ujarnya.
Ia berharap akan ada perhatian lebih dari pemerintah terhadap pengrajin alat musik tradisional seperti dirinya, agar kesenian angklung Banyuwangi terus lestari.
"Saya harap pemerintah lebih perhatian kepada para pengrajin alat musik tradisional seperti saya ini. Jangan wisatanya saja yang dimajukan," ujarnya.
Sutoyo juga berharap agar generasi mendatang dapat mengenali, menghargai, dan bangga mewarisi keindahan seni tradisional Banyuwangi yang menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya Bumi Blambangan. (guh/diy)