Pj Bupati Ugas Apresiasi Produk Batik Probolinggo
Setibanya di sana, Pj Bupati Ugas dan Dandim Heri langsung melihat-lihat koleksi batik tulis yang sudah diproduksi oleh Dewi Rengganis. Tidak hanya batik tulis, di etalase tersebut juga terpajang tenun yang sudah mulai diproduksi.
Probolinggo, HB.net - Pj Bupati Probolinggo H. Ugas Irwanto, S.Sos., M.Si bersama Dandim 0820 Probolinggo Letkol Arm Heri Budiasto mengunjungi sentra batik tulis Dewi Rengganis di Desa Jatiurip Kecamatan Krejengan.
Setibanya di sana, Pj Bupati Ugas dan Dandim Heri langsung melihat-lihat koleksi batik tulis yang sudah diproduksi oleh Dewi Rengganis. Tidak hanya batik tulis, di etalase tersebut juga terpajang tenun yang sudah mulai diproduksi.
Ugas dan Dandim Heri didampingi Kepala DKUPP Taufik Alami dan Owner Dewi Rengganis mencoba belajar membatik dengan mewarnai pola yang sebelumnya sudah dimalam. Dengan cekatan, Pj Bupati Ugas maupun Dandim Heri mewarnai beberapa pola yang sudah terbentuk. Butuh ketelatenan untuk menyelesaikan proses pewarnaan di selembar kain berukuran 2,25 meter dengan lebar 1,25 meter tersebut.
“Kalau batik tulis mahal itu sangat pantas. Karena untuk satu kain saja itu susah. Beda dengan batik cap. Tapi semua ini karena binaan dari Pak Taufik selaku Kepala DKUPP Kabupaten Probolinggo sehingga harapannya UMKM seluruhnya baik makanan, minuman, batik maupun yang lain maju. Sukses terus untuk UMKM Kabupaten Probolinggo,” kata Pj Bupati Ugas.
Menurut Pj Bupati Ugas, ternyata membatik itu tidak semudah yang dibayangkan. Karena sering sekali melihat batik model cap, tapi kalau batik tulis bisa merasakan kalau satu kain itu dibuat sendiri bisa tiga sampai empat hari. Padahal harganya sebenarnya kalau di Kabupaten Probolinggo tidak terlalu mahal.
“Artinya kita mengawali kegiatan ini dengan telaten sehingga lambat laun harapannya Kabupaten Probolinggo ini ada satu komunitas atau satu paguyuban membatik tersendiri, bordir tersendiri dan tenun tersendiri, tetapi mempunyai ciri khas yang membuat Kabupaten Probolinggo punya nama di kancah nasional,” terangnya.
Kepala DKUPP, Taufik Alami mengungkapkan batik sekarang eranya sudah mulai bergeser tidak hanya pada bentuk lembaran, tetapi sudah menjadi bentuk busana dikombinasikan dengan bordir dan tenun. Selanjutnya originalitas karya desainnya diperbanyak pendampingan.
“Harapannya Bapak Pj Bupati beserta Ketua Dekranasda Insya Allah karya-karya anak bangsa yang membatik dari Kabupaten Probolinggo ini sudah berbasis potensi lokal. Desain-desainnya berdasarkan potensi yang ada di Kabupaten Probolinggo,” pungkasnya. (ndi/diy)