Bupati Banyuwangi Bertemu Hafidz Cilik Difabel
Keterbatasan fisik dan gangguan pada suaranya tak menyurutkan bocah asal Desa Tegaldlimo, Banyuwangi itu untuk menghafal dan melantunkan kalam ilahi.
Banyuwangi, HB.net - Salah satu anak difabel di Banyuwangi Ahmad Nadhif (8) sudah hafal Al-Quran sejak 7,2 tahun lalu. Tak ayal, saat Nadhif mengikuti ajang lomba tahfidz di salah satu televisi nasional yang tayang Ramadan ini, kehadirannya memukau banyak kalangan.
Keterbatasan fisik dan gangguan pada suaranya tak menyurutkan bocah asal Desa Tegaldlimo, Banyuwangi itu untuk menghafal dan melantunkan kalam ilahi.
"Adik Nadhif ini menjadi motivasi dan inspirasi bagi kita semua. Bahwa Allah SWT selalu memberikan yang terbaik bagi kita, dalam situasi dan kondisi apapun," ungkap Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani saat bertemu Nadhif pada acara Festival Al-Quran, Selasa, (19/4/2022).
Kepada bocah kelas 2 Madrasah Ibtidaiyah Tarbiyatus Syibyan Tegaldlimo itu, Ipuk terlihat mengobrol dengan gayeng. Ternyta anak itu penggemar Bupati dan sangat penasaran dengan wajah bupati perempuan tersebut.
Nadhif pun sumringah. Rasa penasarannya untuk melihat langsung wajah pemimpin Banyuwangi itu terwujud. "Saya senang bisa di sini," ungkapnya polos.
Kiai Muhammad Thohir, ayahanda Nadhif, yang mendampinginya menceritakan, anaknya mulai menghafalkan Quran sejak berusia 6,5 tahun. Hampir setiap hari bisa menghafalkan beberapa lembar ayat-ayat suci Al-Quran.
"Kami menerapkan pola hafalan secara klasikal. Membacanya bersama-sama dan kemudian setoran satu per satu," ungkap ayahnya yang sekaligus sebagai pengasuh Pesantren Tahfidz Sunan Kalijogo, Tegaldlimo itu.
Thohir mengaku cukup memberikan kelonggaran pada putranya tersebut. Nyaris ia tak memaksakannya. Seperti halnya tatkala waktunya bermain, kedua orangtuanya mempersilakan buah hatinya itu untuk bermain.
"Tapi, karena lingkungannya di pondok, banyak teman-teman seusianya yang menghafalkan Al-Qur'an, jadi ya tetap kondusif untuk menghafalnya," ungkap kiai lulusan Pesantren Al-Falah, Ploso, Kediri itu.
Saat ini, di pesantren tahfidz tersebut, 7 santrinya yang telah hafal 30 juz. Rerata masih duduk di bangku kelas 5 hingga 6 sekolah dasar. "Pada tahun kemarin, kita mulai merintis boarding school. Sehingga nantinya bisa terintegrasi antara program tahfidz dan pendidikan formalnya," pungkas Thohir. (guh/diy)