Kecap Cap Kipas Probolinggo Melenggang Ke Eropa

Pemilik CV Mustika Digdaya, Akhmad Muhammad Daeng Yewa mengatakan, syarat utama agar produk kecapnya tetap eksis dan diminati di pasar lokal dan mancanegara adalah kualitas yang stabil dan networking yang memadai.

Kecap Cap Kipas Probolinggo Melenggang Ke Eropa
Produksi kecap cap kipas dari Probolinggo.
Kecap Cap Kipas Probolinggo Melenggang Ke Eropa

Probolinggo, HB.net - Di masa pandemi Covid-19 ini, produk Kecap Cap Kipas Sate CV Mustika Digdaya Desa Tambakrejo Kecamatan Tongas mampu melanglang ke pasar internasional. Kecap yang cukup ikonik bagi masyarakat Kabupaten Probolinggo ini ternyata juga digemari oleh negara di benua Eropa meliputi Belanda, Jerman, Belgia dan Australia.

Berdasarkan data rekapitulasi ekspor Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Probolinggo menyebutkan, CV Mustika Digdaya penghasil produk kecap Cap Kipas Sate, tercatat sejak tahun 2018 sampai saat ini sudah sering terbang ke Eropa. Bahkan sebelum adanya pandemi Covid-19, ratusan liter kecap ini diekspor hampir setiap bulan.

Untuk saat ini produk kebanggaan CV Mustika Digdaya juga turut memberi support event “Merdeka Eksport” Kementerian Pertanian Republik Indonesia yang akan dilaksanakan secara serentak pada 17 titik pelabuhan pada Agustus ini.

Pemilik CV Mustika Digdaya, Akhmad Muhammad Daeng Yewa mengatakan, syarat utama agar produk kecapnya tetap eksis dan diminati di pasar lokal dan mancanegara adalah kualitas yang stabil dan networking yang memadai.

“Karena industri kecap kami masih berbasis UMKM, jadi perlu bermitra dengan pihak ketiga sebagai perantara ekspor. Namun saat ini kami juga tengah menyiapkan sertifikasi SNI produk, ISO dan Hazard Anaysis Critical Control Point (HACCP),” katanya.

Meskipun di tengah pandemi Covid-19 kapasitas produksinya tetap stabil. Hal ini dikarenakan karena untuk pasar lokal sendiri kecap tetap dibutuhkan oleh masyarakat. Begitu juga dengan ekspor yang masih tetap berjalan sampai saat ini.

“Alhamdulillah sampai saat ini kami tetap bertahan, tidak ada karyawan yang kami PHK. Semua tetap bekerja seperti biasanya dan gaji mereka pun tidak ada pengurangan. Hanya saja kapasitas ekspor kami mengalami penurunan sampai 30 persen,” tandasnya.

Plt Kepala Disperindag Kabupaten Probolinggo Moch. Natsir menjelaskan, saat ini pihaknya fokus untuk terus menumbuhkan budaya ekspor dengan melakukan pendampingan dan fasilitasi, terutama kepada pengusaha pengusaha UMKM menengah yang memiliki potensi ekspor.

“Untuk produk CV Mustika Digdaya kedepan mereka juga sedang bersiap untuk melebarkan sayap dengan melengkapi dokumen dokumen standar produksi. Kami akan terus support dan fasilitasi para pengusaha kita, terutama yang berpotensi ekspor,” tandasnya.

Angka pertumbuhan pengusaha baru di Kabupaten Probolinggo dikatakan Natsir cukup tinggi. Selanjutnya perlu gerakan perubahan paradigma lama menuju masyarakat networking. Konsep ini sudah diterapkan di daerah lain yang banyak memiliki pengusaha UMKM seperti Bali, Jogjakarta dan daerah industri lainnya.

“Masyarakat networking identik dengan klaster klaster yang saling mendukung satu sama lain. Ada klaster produksi, klaster penyedia bahan baku, para seller dan pendukung lainnya,” jelas Natsir.

“Budaya ekspor akan tumbuh pesat seiring dengan pertumbuhan networking. Untuk mendukung hal ini kami juga bermitra dengan beberapa perguruan tinggi dan tenaga ahli, termasuk perusahaan-perusahaan swasta,” pungkasnya. (ndi/diy)