Kopi Rakyat Bondowoso Merambah ke Eropa

Seperti diketahui, Klaster Kopi Arabika Ijen Raung pertama kali diekspor ke Eropa yakni Swiss.

Kopi Rakyat Bondowoso Merambah ke Eropa
Salah satu Petani Kopi Arabika di dilereng Argopuro tepatnya di Desa Suco Lor Kecamatan Maesan Bondowoso.
Kopi Rakyat Bondowoso Merambah ke Eropa

Bondowoso, HB.net - Sampel Klaster Kopi Arabika Ijen Raung dari kebun kopi rakyat Bondowoso, dikirimkan ke Eropa melalui Atase Perdagangan Kairo, Mesir. Dengan begitu peluang ekspor atau penetrasi pasar kopi ke mancanegara semakin besar. Seperti diketahui, Klaster Kopi Arabika Ijen Raung pertama kali diekspor ke Eropa yakni Swiss.

Pada 11 Januari 2021 Indonesia Design Development Center (IDDC) meminta sampel kopi dari berbagai daerah di Nusantara termasuk Bondowoso. Hal itu dalam rangka penetrasi Pasar kopi ke mancanegara. Setelah melalui tes cita rasa, kopi akan dipromosikan ke pasar global terutama Jerman.

Sampel kopi telah diterima pada 18 Januari 2021 lalu oleh tim IDDC Kementerian Perdagangan dengan jenis kopi biji (green bean) Arabika. Seluruh sampel kopi dari berbagai daerah diidentifikasi dan dilakukan pengkodean serta diinput dalam basis data pelaku usaha kopi Indonesia.

Sampel kopi Arabika Ijen Raung dicatat dengan kode A58. Kopi kemudian disangrai bekerjasama dengan William Edison dan Rumah Kopi Nusantara pada (24-26/1). Selanjutnya kopi-kopi yang telah disangrai tersebut kemudian dilakukan uji cita rasa pada (27-28/1) di IDDC Kementerian Perdagangan.

IHasil uji yang dilakukan oleh para ahli uji cita rasa (cupper), dapat diidentifikasi sampel kopi Arabika A58 (Arabika Ijen Raung) mendapatkan nilai sebesar 87,5. Hasil panen salah seorang petani di lereng Ijen Raung, Suyitno yang dikirim sebagai sampel.

"Kami waktu itu dimintai sampel sekitar 1,5 kilogram oleh Kementerian Perdagangan," ujar purnawirawan Polisi tersebut saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Jum'at (27/8).

Negara-negara kemudian tertarik dengan sampel kopi yang dikirimkan. Sehingga berpeluang besar untuk impor kopi dari Ijen Raung. "Dulu sempat ke Amerika, beberapa negara di Eropa kan sudah ambil ke kita. Cuma ekspornya melalui Sari Makmur dan Ulam," paparnya.

Jika Kopi Arabika Ijen Raung bisa dieskpor maka nilai jual yang akan didapatkan petani jauh lebih mahal. "Nanti harganya kan ikut sana, kalau di Eropa kan mata uang euro. Nilai tukarnya ke rupiah kan tinggi," paparnya.

Pihaknya berharap, petani kopi mendapatkan perhatian dari pemerintah Bondowoso. Apalagi saat ini produksinya menurun. "Belum lagi dihantam badai Pandemi Covid-19," ungkapnya. (gik/diy)