Muslih Hasyim Sufy : Khofifah, Perempuan Pertama Ketua Cabang PMII di Indonesia
Muslih dengan yakin menyebut Khofifah adalah sosok perempuan pertama yang menjadi Ketua Pimpinan Cabang di PMII.
Surabaya, HB.net - Tokoh pemuda Jawa Timur, Muslih Hasyim Sufy mengagumi sosok Khofifah Indar Parawansa. Ia mengaku mengikuti sepak terjang Khofifah sejak berproses di Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Hal itu disampaikan Wakil Sekretaris IKA PMII Jatim itu, bertepatan dengan harlah Khofifah ke-56 pada 19 Mei 2021.
Muslih dengan yakin menyebut Khofifah adalah sosok perempuan pertama yang menjadi Ketua Pimpinan Cabang di PMII. Bahkan ia memimpin cabang yang besar, yakni Kota Surabaya.
"Beliau adalah perempuan pertama yang menjadi Ketua Cabang PMII se Indonesia. Makanya saya tak heran kalau sekarang beliau menjadi gubernur perempuan pertama di Jawa Timur. Sepak terjangnya memang monumental," ucap Muslih, Rabu (19/5/2021).
Ketua Umum Relawan Gerakan Sosial (RGS) Indonesia ini masih mengingat jelas, saat Khofifah di parlemen adalah anggota parlemen termuda pada pemilu 1992. Bahkan ia tercatat sebagai Wakil Ketua DPR RI temuda.
Muslih mengaku jarak antara dirinya dengan Khofifah di PMII cukup jauh. Namun ia tahu persis bagaimana kepedulian dan perhatian Khofifah pada PMII. Meski pun sudah menjadi anggota DPR RI, Khofifah selalu hadir bila diundang menjadi pembicara di tingkat cabang.
"Saya masih ingat saat masih mahasiswa sangat bangga melihat ada senior yang duduk di DPR RI. Apalagi menjadi anggota DPR termuda dan cukup kritis di parlemen. Ia adalah Khofifah," kenang Muslih.
Mantan Sekretaris DPD Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Jawa Timur ini menilai Khofifah sebagai sosok Ibu yang bisa mengayomi semua lapisan. Ia tak hanya mengayomi Muslimat NU yang telah lima periode dipimpin. Khofifah juga mengayomi Muhammadiyah, LDII serta ormas lainnya di Jawa Timur.
Demikian pula para pemuda, semua diayomi oleh Khofifah. Muslih mencontohkan baru di era Khofifah menjadi gubernur, pelantikan GP Ansor dan Pemuda Muhammadiyah dilangsungkan di Gedung Negara Grahadi. Peristiwa yang belum pernah terjadi sebelumnya.
"IJTI Korda Surabaya juga pelantikannya di Gedung Negara Grahadi. Ini bukti Khofifah sosok ibu yang bisa mengayomi semua lapisan," ujar alumni Pondok Pesantren Lirboyo Kediri ini.
Muslih melanjutkan, di era Khofifah Gedung Negara Grahadi benar-benar menjadi rumah rakyat. Mirip dengan istana negara di era Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Masyarakat bisa masuk dan melihat gedung kebanggaan rakyat Jatim dari dekat. Bisa jadi karena Khofifah adalah santri Gus Dur.
Muslih menilai Gedung Negara Grahadi yang merupakan simbol kekuasaan sejak era kolonial lebih ramah kepada masyarakat ketimbang kantor organisasi perangkat daerah (OPD) lain di lingkungan Pemprov Jatim. Muslih menyebut Grahadi sebagai rumah rakyat yang sesungguhnya."Itu bedanya pemimpin yang benar-benar merakyat dengan yang hanya merakyat dalam slogan saja. Khofifah membuka Grahadi untuk rakyat. Tidak ada satu portal pun di Grahadi. Bahkan seorang Rangga, penjual donat bisa masuk ke Grahadi yang notabene simbol kekuasaan eksekutif di Jawa Timur," tandasnya. (mdr/ns)