PLN Dukung Tumbuhnya Sektor Pertanian saat Pandemi

Masih dalam rangkaian Hari Pelanggan Nasional 2020, PLN menunjukkan perhatian kepada sektor pertanian dengan mengadakan Webinar bertajuk Listrik dan Produktivitas Usaha Tani, belum lama ini.

PLN Dukung Tumbuhnya Sektor Pertanian saat Pandemi
Petugas saat melakukan penyambungan tegangan menengah.

Surabaya, HARIAN BANGSA.net - Masih dalam rangkaian Hari Pelanggan Nasional 2020, PLN menunjukkan perhatian kepada sektor pertanian dengan mengadakan Webinar bertajuk Listrik dan Produktivitas Usaha Tani, belum lama ini. Acara ini menghadirkan Sekretaris Direktorat Jenderal PSP Kementrian Pertanian Gunawan, dosen FT Universitas Brawijaya, Fadly Usman, Manajer PLN UP3 Madiun Daniel Lestanto, Manager PLN UP3 Banyuwangi Krisantus H. Setyawan.

Membuka acara, Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PLN Bob Saril menyampaikan keseriusan dukungan dari PLN untuk mensejahterakan kehidupan petani di Indonesia. Di antaranya  melalui program-program elektrifikasinya yang juga tentu didukung oleh Kementerian Pertanian.

Pada Agustus lalu, BPS mencatat bahwa sektor pertanian merupakan sektor yang mengalami pertumbuhan paling tinggi di kala pandemi, dengan peningkatan hingga 16,24 persen pada triwulan pertama. Padahal, perekonomian nasional sedang mengalami penurunan 5,32 persen.

Adanya fakta ini meningkatkan semangat PLN untuk terus mendukung penggunaan tenaga listrik bagi petani, yang saat ini sudah meluas sebagai tenaga penggerak, pemanas, dan pengolah mesin pertanian melalui layanan electrifying agriculture. PLN juga bersinergi dengan Ditjen PSP Kementerian Pertanian dengan memberikan fasilitas infrastruktur pertanian untuk pengairan dan penyediaan lahan.

Manajer UP3 Madiun, Daniel Lestanto memaparkan, salah satu program PLN untuk mendukung sektor pertanian adalah dengan adanya program Lissa untuk Petani yang diselenggarakan oleh PLN UP3 Madiun sejak tahun 2019.

“Dengan total luas sawah di Madiun yang mencapai kurang lebih 104.000 hektare, 32 peren di antaranya sudah terlistriki oleh PLN. Artinya masih ada kurang lebih 69.000 hektare sawah yang masih menggunakan diesel dan menjadi peluang untuk PLN meluaskan program Lissa,” jelasnya.

Namun begitu, Daniel berpesan agar para petani tetap waspada terhadap para oknum yang mengatasnamakan PLN untuk meminta sejumlah bayaran ketika melakukan penyambungan jaringan baru. Sebab, itu adalah tanggung jawab PLN secara penuh.

Daniel juga mengungkap bahwa program ini sudah melakukan kerja sama dengan BRI untuk mempermudah petani mencari pinjaman modal dengan bunga rendah serta free voucher listrik. "Kalau Lisdes sudah didukung penuh oleh Kementerian ESDM, harapannya Lissa bisa didukung penuh oleh Kementerian Pertanian," pungkasnya.

Dalam wilayah kerja PLN Unit Induk Distribusi Jawa Timur, Banyuwangi juga merupakan salah satu daerah yang ikut mendukung penuh upaya untuk mensejahterakan petani, dengan melaksanakan program Listrik untuk Sang Naga, Ladang Cahaya.

“Saat ini produksi Buah Naga terbanyak terdapat pada Kecamatan Jajag. Namun program ini sudah dilaksanakan di tujuh kecamatan di Banyuwangi. Sejak adanya program ini, Panaba (Paguyuban Buah Naga Banyuwangi) yang pada tahun 2016 berjumlah 468, saat ini meningkat hingga mencapai 8.797 paguyuban,” papar Manajer UP3 Banyuwangi, Krisantus.(mid/rd)