Sukses di Pilkada Mojokerto, Gus Barra Kembali Aktif Jadi Guru Ngaji
Setelah sukses dalam Pilkada 2020 kemarin,Muhammad Al Barra atau Gus Barra tetap melaksanakan tugasnya sebagai guru ngaji.
Mojokerto, HARIAN BANGSA.net - Setelah sukses dalam Pilkada 2020 kemarin,Muhammad Al Barra atau Gus Barra tetap melaksanakan tugasnya sebagai guru ngaji. Dia memberikan materi materi pelajaran, serta memgisi pengajian pada beberapa lembaga pendidikan Islam di Surabaya dan di Mojokerto.
Berprofesi sebagai tenaga pengajar pendidikan islam dan guru ngaji, telah dijalankannya sejak lama. Sebelum dia mendampingi Ikhfina maju dalam pilkada serentak Kabupaten Mojokerto 2020 kemarin.
Sebagai salah satu kader terbaik NU (Nahdlatul Ulama) yang pernah mendapatkan beasiswa pendidikan S1 di Kairo, Mesir, Gus Barra telah bertekad untuk membagikan semua ilmu ilmu pendidikan dan agamanya kepada sesama.
Khususnya kepada para generasi muda, dalam rangka membantu pemerintah pusat untuk menciptakan gènerasi muda yang tangguh, cerdas, berpeestasi disegala bidang, dan berbudi luhur serta generasi muda yang cinta Tanah Air dan bangsa.
Saat ditemui di rumah kediamannya Pacet, Mojokerto, Gus Barra yang juga putra dari KH Asep Saifuddin Chalim ini mengatakan bahwa ilmu itu ibarat sebuah pohon besar. Bila tidak dibagikan seperti pohon yang tidak berbuah.
“Mempunyai segala ilmu tidak akan berguna kalau tidak dibagikan ke sesama. Ilmu dapat berguna atau bermanfaat bila disebarkan ke sesama,” katanya, Rabu (20/1).
Dalam setiap mengisi pengajian, Gus Barra selalu menyampaikan pentingnya berbuat baik maupun membantu sesama disertai niat ikhlas. Ikhlas hanya semata mata mengharapkan pahala dan ridho Allah SWT.
“Janganlah kita berbuat baik atau membantu ke sesama dengan tujuan minta imbalan dari seseorang, maka tidak akan barokah. Berbagi ilmu dan berbuat baik kepada sesama dengan ikhlas itu adalah bagian dari ibadah,” jelasnya.
Ketika kita berbuat baik kepada sesorang, lanjutnya, maka kebaikan itu akan berbalik kepada kita sendiri dan mendapat ridho Allah SWT. Punya ilmu yang dibagikan dapat menjadi ilmu yang barokah, seperti pohon yang berbuah.
Siapapun yang membagikan atau mengajarkan ilmu, maka ilmunya menjadi semakin bertambah. Ilmu yang dimiliki akan semakin menancap kuat dalam sanubarinya. Seseorang bila secara ikhlas dalam mengerjakan sesuatu, maka sebagian imannya telah sempurna dan sebaliknya.
“Kalau dulu saya pernah menyampaikan, sementara saya tutup dulu semua buku-buku yang biasanya dipelajari karena proses pilkada. Nah, proses pilkada telah selesai, saya kembali membuka buku-buku saya untuk meraih pendidikan S2 maupun S3. Alhamdulillah, saya dan Bu Ikhfina telah siap segalanya dalam memimpin kabupaten ini menuju Mojokerto maju, adil dan makmur," jelas Gus Barra.
Ia juga cucu dari KH Abdul Chalim Majalengka yang merupakan ulama terkenal dan tokoh pergerakan nasional. Dia salah satu pendiri NU serta tercantum sebagai khatib tsani dalam kepengurusan PBNU pertama tahun 1926.(ris/rd)