Tekankan3M Plus dan Vaksinasi, Langkah Bersama Cegah DBD Goes to Surabaya
Melanjutkan kesuksesan Langkah Bersama Cegah DBD, PT Takeda Innovative Medicines kini memperluas kegiatan ke Kota Surabaya.
Surabaya, HARIANBANGSA,net - Melanjutkan kesuksesan Langkah Bersama Cegah DBD, PT Takeda Innovative Medicines kini memperluas kegiatan ke Kota Surabaya. Kali ini Langkah Bersama Cegah DBD menggelar talk show di Atrium Tunjungan Plaza 3, Surabaya, Sabtu (2/3)..
Kegiatan ini adalah bagian dari kampanye #Ayo3MPlusVaksinDBD yang merupakan salah satu kemitraan antara PTTakeda Innovative Medicines dengan Kementerian Kesehatan. Hal ini dalam upaya meningkatkan peran aktif masyarakat dalam pencegahan dan pengendalian Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia.
President Director PT Takeda Innovative Medicines Andreas Gutknecht mengatakan, kegiatan ini merupakan upaya pihaknya. Pasalnya, DBD adalah salah satu ancaman bagi penduduk Indonesia. “Di Indonesia semua orang bisa berisiko terkena DBD tanpa mengenal tempat tinggalnya. DBD juga merupakan salah satu sebab kematian tertinggi pada anak,” katanya usai membuka talk show ini.
Program PSN dengan 3M Plus memang masih efektif. Namun tidak kalah pentingnya adalah mengenali gejala penyakit sehingga tidak terlambat mendapat pertolongan medis. Karena bagaimanapun juga, semua orang bisa terinfeksi DBD, tanpa memandang usia, di mana mereka tinggal, dan gaya hidup.
“Jadi penting bagi masyarakat untuk selalu mengedepankan 3M Plus, serta mempertimbangkan pencegahan inovatif seperti vaksin,” papar Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Jawa Timur Sulvy Dwi Anggraeni, salah satu pembicara.
Pada kesempatan yang sama, Ketua PKK Provinsi Jawa Timur periode 2019-2024 Arumi Bachsin mengingatkan pentingnya melakukan pencegahan DBD dimulai dari rumah masin-masing. “DBD adalah penyakit yang tidak pandang bulu. Alhamdulillah saya pribadi belum pernah secara langsung terkena DBD. Tapi suami saya pernah pada saat beliau di Jepang,” cerita Arumi.
Pada dasarnya, virus dengue dapat menginfeksi siapa saja. Baik anak-anak maupun orang dewasa. Tetapi pada anak-anak, DBD memiliki risiko yang jauh lebih tinggi, termasuk menyebabkan kematian.
“Di tahun 2022 saja, dari seluruh kelompok usia, 48 persen kematian akibat dengue terjadi pada anak-anak usia 5-14 tahun. Untuk itu, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan penggunaan vaksin DBD, yang memiliki tingkat keamanan yang dapat ditoleransi dengan baik, pada anak-anak guna menurunkan risiko keparahan penyakit danmenurunkan risiko rawat inap,” ungkap dokter spesialis anak Dini Adityarini.
Sementara, dokter spesialis penyakit dalam Adaninggar menyebutkan, vaksinasi menjadi metode yang krusial untuk membantu memberikan perlindungan yang menyeluruh, tidak hanya bagi diri sendiri, tetapi juga keluarga.
“Inovasi yang tersedia saat ini telah direkomendasikan oleh asosiasi medis, dan dapat diberikan bagi kelompok usia 6-45 tahun. Tetapi tentunya, masyarakat perlu berkonsultasi terlebih dahulu kepada tenaga kesehatan sebelum mendapatkannya,” katanya.
Langkah Bersama Cegah DBD diselenggarakan pertama kali pada tanggal 5 November 2023 di Jakarta dengan melibatkan hingga lebih dari 5.000 partisipasi masyarakat, dan berhasil mencatatkan rekor Muri.(rd)