Balita yang Tewas Dianiaya Dijemput Ibu Kandungnya, Dimakamkan di Banyuwangi

Balita yang dianiaya oleh ibu dan bapak asuhnya di kamar kos Desa Masangan Kulon, Sukodono, Minggu (4/6) dimakamkan di Kecamatan Rogojampi, Banyuwangi.

Balita yang Tewas Dianiaya Dijemput Ibu Kandungnya, Dimakamkan di Banyuwangi
Ibu korban berbincang dengan Kapolresta Sidoarjo Kombespol Kusumo Wahyu Bintoro sebelum jenazah anaknya diberangkatkan.

Sidoarjo, HARIANBANGSA.net - Balita yang dianiaya oleh ibu dan bapak asuhnya di kamar kos Desa Masangan Kulon, Sukodono, Minggu (4/6) dimakamkan di Kecamatan Rogojampi, Banyuwangi.

Jasad balita bernama Felicia Amira Salsa (3) itu baru disemayamkan selepas ibu kandungnya menjemputnya di kamar jenazah Rumah Sakit Pusdik Bhayangkara Porong pada Sabtu malam (3/6) sekitar pukul 22.00 WIB.

Di sana, ibu kandung balita itu Sherly Ayu (27) hanya bisa menangis saat menyaksikan tubuh anaknya yang kaku dan penuh lebam itu. Sherly mengatakan bahwa dirinya bukan berniat memblokir nomor ibu asuh dan menelantarkan anaknya begitu saja.

Wanita asal Banyuwangi tersebut berdalih bahwa handphone miliknya hilang saat dirinya bekerja di Jakarta. "Tanggal 25 Maret 2023 lalu itu HP saya hilang dan semua kontak ada di sana," ungkapnya.

Hal tersebut yang membuat ibu kandung korban itu tidak bisa menghubungi pengasuh anaknya itu. Sherly mengaku jika dirinya terpaksa menitipkan anaknya itu karena merantau ke Jakarta untuk bekerja pada Agustus 2022 lalu.

"Saya single mom dan butuh membesarkan anak semata wayang ini. Tapi saya harus bekerja, jadi saya titipkan," tuturnya.

Ditanyai mengenai ayah korban dirinya enggan menjawab dan hanya bisa menangis saja. Sherly yang bekerja serabutan di Jakarta memang tidak bisa rutin tiap bulan mengirimkan uang. Akan tetapi dirinya terus mengupayakan agar bisa mengirim sesuai perjanjian walau kadang telat sebulan atau dua bulan.

Setelah HP miliknya hilang, Sherly tidak tinggal diam.Dirinya sempat melaporkan ke salah satu radio di Surabaya mengenai anak dan pengasuhnya. Dirinya pun mengaku kesulitan melapor karena posisi di Jakarta terikat pekerjaan dan kehilangan HP yang berisi dokumen dan foto anaknya.

"Baru akhirnya dihubungkan dengan kapolresta Sidoarjo, dilihatkan foto terakhir anak saya, saya nangis," ujarnya.

Dirinya mengatakan, saat ditinggal sang anak masih memiliki rambut ikal dan berponi. Di sisi lain, tubuh korban pun menurutnya sangat kurus dibanding awal dititipkan.

Sementara itu, Kapolresta Sidoarjo Kombespol Kusumo Wahyu Bintoro setelah mendengarkan keterangan ibu kandung korban mengungkapkan bahwa tidak ada unsur penelantaran. "Tidak ada hal tersebut mengenai unsur penelantaran," tuturnya.

Kusumo mengatakan, kedua pelaku, yaitu Sri Indayani (43)dan suaminya Bambang Suprijono(49) tetap akan mendapatkan hukuman sesuai dengan pasal yang sudah disangkakan. "Proses hukum kedua pelaku tetap berjalan," pungkasnya. (cat/rd)