Banyuwangi Dipilih Norwegia Jadi Lokasi Pabrik Daur Ulang Plastik

Inframar, perusahaan Infrastruktur untuk Limbah Plastik Laut yang berbasis di Norwegia, akan membangun pabrik pengolahan sampah plastik dengan kapasitas produksi 12.500 ton per tahun.

Banyuwangi Dipilih Norwegia Jadi Lokasi Pabrik Daur Ulang Plastik
Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani saat bertemu Perwakilan Norwegia.

Banyuwangi, HB.net - Komitmen Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi terhadap pengelolaan sampah menarik perhatian penuh dari pemerintah Norwegia. Setelah mendukung pembangunan Tempat Pengelolaan Sampah (TPS 3R) di Desa Balak Songgon, Banyuwangi dipilih oleh perusahaan Norwegia, Inframar, sebagai lokasi pabrik pengolahan plastik "low value" pertama di Indonesia.

Inframar, perusahaan Infrastruktur untuk Limbah Plastik Laut yang berbasis di Norwegia, akan membangun pabrik pengolahan sampah plastik dengan kapasitas produksi 12.500 ton per tahun.

“Banyuwangi telah memukau Norwegia dengan kerjasama yang kita miliki, sehingga Inframar memutuskan untuk membangun pabrik pengolahan plastik low value pertama di Indonesia,” ungkap Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, Sabtu (18/11/2023).

Duta Besar Norwegia untuk Indonesia, Rut Kruger Giverin, memuji keseriusan Banyuwangi dalam mengelola sampah, termasuk regulasi, keterlibatan masyarakat, dan kemitraan dengan sektor swasta.

"Pabrik ini akan menjadi yang pertama di Indonesia. Akan sangat bermanfaat, karena plastik jenis low value sulit untuk diolah karena tidak memiliki nilai jual, akhirnya menjadi sampah tak terolah," tambah Ipuk.

CEO Inframar, Aron Uher, menyatakan, keakraban dengan Banyuwangi melalui proyek pemerintah Norwegia, Clean Ocean Through Clean Community (CLOCC). Aron menekankan hubungan yang kuat dengan Banyuwangi, menjadikannya pilihan utama untuk mendirikan pabrik pengolahan plastik low value di Asia Tenggara.

Inframar mengkhususkan diri dalam mengolah plastik low value, seperti kantong plastik dan pembungkus sabun atau makanan, dengan teknologi inovatif.

 "Sampah plastik low value akan diubah menjadi produk setengah jadi dan diekspor sebagai bahan mentah minyak mentah," jelas Aron.

Plastik "low value" akan dibeli dari fasilitas TPS3R dan pengepul plastik di sekitar Banyuwangi dan Bali. Pembangunan dijadwalkan dimulai pertengahan 2024, dengan operasional awal pada 2025.

"Pada tahap awal, tujuan kami adalah mengolah 12.500 ton sampah plastik. Kapasitas produksi pabrik akan terus bertambah secara bertahap. Kami juga berkomitmen merekrut sebanyak mungkin sumber daya manusia lokal untuk mengelola pabrik," tutup Aro. (guh/diy)