Banyuwangi Hadirkan Pelayanan Jasa Usaha Alsintan Terintegrasi
Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, mengatakan, Playu Anter merupakan pengembangan dari program E-Bilaperdu (Elektronik Mobil Layanan Pertanian Terpadu) yang telah berjalan sebelumnya. Program ini merupakan pelayanan jemput bola atas berbagai masalah pertanian yang dialami oleh petani.
Banyuwangi, HB.net - Tingkatkan produktivitas, Dinas Pertanian dan Pangan Banyuwangi meluncurkan Pelayanan Jasa Usaha Alat dan Mesin Pertanian (alsintan) Terintegrasi atau disingkat Playu Anter. Program ini mengintegrasikan pelayanan konsultasi pertanian dengan penerapan budidaya modern menggunakan alsintan.
Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, mengatakan, Playu Anter merupakan pengembangan dari program E-Bilaperdu (Elektronik Mobil Layanan Pertanian Terpadu) yang telah berjalan sebelumnya. Program ini merupakan pelayanan jemput bola atas berbagai masalah pertanian yang dialami oleh petani.
Layanan ini menggunakan mobil yang telah disulap menjadi klinik berjalan untuk menangani beragam masalah pertanian dan peternakan. Seperti hama wereng di musim penghujan, masalah irigasi, dan mengatasi ternak yang sakit.
Para petani bisa berkonsultasi tentang berbagai permasalahan pertanian melalui aplikasi e-Bilaperdu yang bisa diunduh melalui playstore.
“Layanan yang ditawarkan program Playu Anter meliputi, jasa penggunaan traktor, green seeder untuk persemaian, transplanter untuk penanaman benih, serta combine harvester untuk memanen padi. Dengan menerapkan sistem budidaya modern, petani akan lebih diuntungkan. Selain bisa mengerek produktivitas, dari sisi operasional juga lebih efisien karena tidak memakan waktu lama," urai Ipuk.
Plt. Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Banyuwangi, M. Khoiri, menambahkan, program Playu Anter sudah dilaksanakan sejak 2020. Saat ini pelaksanaannya dilakukan 6 kelompok usaha pelayanan jasa alsintan (Upja) yang tersebar di kecamatan, Wongsorejo, Kabat, Rogojampi, Cluring, Blimbingsari, dan Tegaldlimo.
“Saat ini kita masih dalam proses meng-input menu layanan ini ke dalam aplikasi e-Bilaperdu. Sehingga ke depan petani bisa mengakses secara online lewat e-Bilaperdu,” urai Khoiri. Khoiri menyebut, layanan ini memberikan banyak keuntungan bagi petani. Dari sisi biaya, proses budidaya menggunakan alsintan lebih efisien.
"Kalau menanam padi dikerjakan manual butuh waktu 3 hari, dengan transplanter cukup satu-dua hari. Sehingga lebih hemat biaya," kata Khoiri. “Tentu ini akan berimbas pada peningkatan produksi petani juga," imbuhnya.
Program ini juga memberikan manfaat bagi kelompok tani yang terlibat di masing-masing Upja. "Mereka akan mendapatkan penghasilan tambahan saat ada permintaan layanan Playu Anter," ujarnya.
Layanan yang telah disosialisasikan sejak 2020. Saat ini telah dimanfaatkan sejumlah petani di berbagai daerah. “Sudah ada 1.148,7 hektare lahan yang memanfaatkan jasa Playu Anter,” papar Khoiri. (guh/diy)