Banyuwangi Menginspirasi Pembangunan Bandara Lainnya
Mengusung konsep green building yang ramah lingkungan dan mengakomodir lokalitas yang menjadi ciri dari Bandara Banyuwangi, diadaptasi ke dalam pembangunan sejumlah bandara.
Banyuwangi, HB.net - Pameran tentang bandara Banyuwangi dalam rangkaian Festival Arsitektur Nusantara yang digelar di Gedung Djuang mengungkapkan satu hal penting. Ternyata menjadi patron pembangunan sejumlah bandara lainnya.
Mengusung konsep green building yang ramah lingkungan dan mengakomodir lokalitas yang menjadi ciri dari Bandara Banyuwangi, diadaptasi ke dalam pembangunan sejumlah bandara. Diantaranya Bandara Mandailing Natal dan bandara Sibisa Toba (Sumatera Utara), serta bandara Siboru Fak-Fak (Papua Barat).
“Tentu menjadi kebanggaan warga Banyuwangi. Inovasi yang berasal dari daerah ternyata bisa diterima ditingkat nasional dan memberikan inspirasi,” ungkap Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani saat melihat pameran arsitektur beberapa waktu lalu.
Konsep tersebut terinspirasi dari Koh Samui Airport di Thailand. “Saat mendampingi Pak Anas (Bupati Banyuwangi 2010-2021) ke Thailand, kami tertarik dengan desain Koh Samui yang unik. Tidak seperti bandara lainnya,” ungkap Ipuk.
Atas inspirasi tersebut, Anas menggandeng arsitek Andra Matin untuk mewujudkan gagasannya tersebut. Dan melibatkan sejumlah budayawan guna menggali inspirasi sisi lokalitas apa dari Banyuwangi yang akan ditonjolkan.
Dari serangkaian diskusi tersebut, akhirnya terwujudlah desain bandara seperti saat ini. Dengan mengadaptasi bentuk udeng khas Banyuwangi dan aksentuasi rumput hijau di bagian atapnya, membuat bandara tersebut menjadi sangat unik dan khas.
Konsepnya yang ramah lingkungan, menonjolkan lokalitas dan tetap menjaga kehijauan di sekitarnya membuat bandara ini diganjar Aga Khan Award for Arsitecture pada 2022. Penghargaan bergengsi bertaraf internasional ini, menasbihkan kembali Indonesia. Setelah terakhir diterima pada 1995 untuk bandara Soekarno Hatta, Jakarta.
“PR kita sekarang adalah bagaimana menjaga dan mengembangkan bandara Banyuwangi sebaik-baiknya. Ini tidak sekadar bangunan dengan fungsinya yang tertentu, tapi ini adalah ikon daerah,” tegas Ipuk.
Tiga bandara yang sedang proses pembangunan di Sumatera Utara dan Papua Barat di atas, merupakan rancangan Andra Matin. Selain itu, Andra juga menggelar workshop bersama sejumlah arsitek lainnya untuk membangun bandara dengan konsep serupa. Dari hasil workshop itu, dihasilkan 12 rancangan bandara dengan konsep senada.
Diantaranya adalah Bandara Teluk Dalam, Salakanegara, Paloh, Maratua, Kabir-Alor, Pohuwato, Banggai Laut, Sitaro, Reni, Kabare, Dorekar, dan Misool. Tersebar dari ujung barat hingga timur Indonesia. (guh/diy)