Bappedalitbang Undang Siswa SMP dan SMA dalam FGD
Menurut Diah Sajekti, digelarnya acara ini bertujuan untuk mencari masukan dan saran kepada para peserta FGD (focus group discussion) atas penyusunan RPJPD tahun 2025-2045 khusus infrastruktur dan kewilayahan di Kota Probolinggo.
Probolinggo, HB.net - Untuk mendapatkan bahan masukan dan saran atas penyusunan Rancangan Awal Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) 2025-2045, Pemerintah Kota Probolinggo melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan (Bappedalitbang) mengundang sejumlah siswa SMA dan SMP dari beberapa lembaga sekolah di Probolinggo, Selasa (03/10/2023).
Acara dimulai pukul 08.00 dibuka Kepala Bappedalitbang, Diah Sajekti Widowati SE. MM dan menghadirkan dua narasumber yakni Tenaga Ahli Walikota, Ir. Budi Krisyanto dan Ikatan Ahli Perencana (IAP), Firman Afrianto.
Hadir pula Kepala Bidang Infrastruktur dan Kewilayahan (Infraswil), Achsan Jamalurrasid, seluruh Kabid Bappedalitbang, serta sejumlah lembaga sekolah seperti SMAN 1, SMAN2, SMAN 4, MAN 2, SMAK Materdei, SMPN 1, SMPN 10, SMPN 5, MTSN 1 dan serta SMPK Materdai.
Menurut Diah Sajekti, digelarnya acara ini bertujuan untuk mencari masukan dan saran kepada para peserta FGD (focus group discussion) atas penyusunan RPJPD tahun 2025-2045 khusus infrastruktur dan kewilayahan di Kota Probolinggo.
"Imbal baliknya, peserta FGD bisa memahami masalah dan isu-isu strategis pembangunan daerah dibidang infrastruktur dan kewilayahan yang bakal dihadapi Kota Probolinggo tahun-tahun mendatang," ujar Diah Sajekti dalam sambutannya.
Kabid Infrawil Bappedalitbang, Achsan Jamalurrasid menambahkan karenanya Kota Probolinggo perlu mendapatkan masukan ide-ide perubahan yang positif dari berbagai stake holder.
"Ide-ide ini dikhususkan pada Pembangunan infrastruktur dan kewilayahan agar nantinya akan tersusun rancangan kota maupun desain yang lebih baik, lebih terarah, komprehensif dan pertisipatif. Sehingga, kualitas rancangan kota ini diharapkan dapat mempengaruhi kualitas pembangunan Kota Probolinggo dan tentunya pembangunan kawasan yang lebih baik," imbuhnya.
Ir. Budi Krisyanto memaparkan terkait jenis-jenis infrastruktur mulai dari infrastruktur transportasi jalan, irigasi perairan, kawasan, pariwisata, kesehatan hingga perumahan. Selain itu, ada juga pemetaan atau pembeda kewilayahan meliputi optimalisasi wilayah utara, harmonisasi wilayah tengah dan akselerasi wilayah selatan.
"Jadi, maksudnya optimalisasi wilayah utara untuk mengoptimalkan seluruh pembangunan infrastruktur terutama wilayah pesisir, persiapan penunjangan pelabuhan. Harmonisasi wilayah tengah dilakukan untuk mewujudkan kebutuhan masyarakat seperti perkantoran, perdagangan dan RTH. Dan untuk, akselerasi wilayah selatan maksudnya, seluruh pembangunan infrastruktur diarahkan untuk mempercepat pembangunan guna mempersempit kesenjangan dengan wilayah tengah dan utara," ujar Budi.
Sementara, Firman Afrianto mengupas soal perencanaan masa depan Kota Probolinggo dalam tinjauan big data. Menurutnya, ilmu ini adalah sebuah studi tentang masa depan (future studies) sebagai sebuah metedologi atau cara baru membuat kebijakan dan perencanaan.
"Nah, nantinya agar masa depan dibentuk secara sadar, tidak sekedar diperkirakan apalagi diramalkan. Nantinya, seperti apa Kota Probolinggo ditahun mendatang, ini perlu pertimbangan data dan perencanaan yang matang," ujarnya. (ndi/diy)