Berkat Pantuan Trichokompos PT PJB, Andungbiru Kian Produktif Hasilkan Kopi Berkualitas

PT PJB melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) Unit Pembangkitan Paiton melakukan inovasi pembuatan trichokompos. Penjemuran kopi komunal dan strategi pemasaran yang berhasil meningkatkan penjualan kopi bagi para petani kopi di Desa Andungbiru di lereng Gunung Argopuro.

Berkat Pantuan Trichokompos PT PJB, Andungbiru Kian Produktif Hasilkan Kopi Berkualitas
Salah satu produk kopi dari Andungbiru.

Probolinggo, HB.net - Pandemi Covid-19 turut mempengaruhi Desa Andungbiru, Kecamatan Tiris, Kabupaten Probolinggo yang merupakan desa penghasil kopi robusta maupun arabika. Hasil kopi sekitar 145,6 ton kopi dalam bentuk green bean banyak yang tak terserap pabrik maupun pasar.

“Harga pupuk yang naik mencapai 29,20 persen dari tahun sebelumnya juga mengakibatkan pemupukan seringkali diabaikan. Imbasnya produktivitas dan kualitas tanaman kopi pun menurun,” kata Ketua  Kelompok Putra Kramat, Suto, Minggu (28/11).

Pada panen 2021 petani hanya mampu mendapatkan rata-rata 220 Kg/Ha. Jumlah ini menurun jauh jika dibandingkan dengan hasil pada tahun sebelumnya yang mencapai 400 Kg/Ha.

Melihat kondisi itu, PT PJB melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) Unit Pembangkitan Paiton melakukan inovasi pembuatan trichokompos. Penjemuran kopi komunal dan strategi pemasaran yang berhasil meningkatkan penjualan kopi bagi para petani kopi di Desa Andungbiru di lereng Gunung Argopuro.

Sedangkan Direktur Utama PT PJB, Gong Matua Hasibuan menyampaikan, kontribusi PJB dalam mendampingi petani kopi di Desa Andungbiru ialah mengajari petani membuat trichokompos dilengkapi dengan bantuan peralatan sehingga bisa memproduksi pupuk secara mandiri. Di sisi proses pengolahan biji kopi, CSR PJB juga turut mendampingi dengan melakukan terobosan pembuatan lahan jemur komunal dengan memanfaatkan lahan non-produktif. Untuk mendapatkan pengeringan yang optimal, lahan penjemuran dibuat dengan rak jemur serta berpaving block.

Paving blok yang digunakan dibuat dengan memanfaatkan sisa dari hasil pembakaran batubara (fly ash bottom ash) PLTU Paiton. Terobosan ini dapat menghemat lahan untuk menjemur karena satu sak yang setara dengan 50 kg biji kopi membutuhkan lahan penjemuran 1,5 m². Dengan estimasi panen tahun 2021 sebesar 80 ton, maka lahan yang dibutuhkan mencapai 2,4 Ha.

Pendampingan pada proses penjualan juga didampingi PJB UP Paiton. Selain melalui pembuatan kedai kopi Lang Baling, produk kopi juga dijual melalui platform daring memanfaatkan online shoping dan website.

Penjualan melalui outlet pada marketplace menjadi cara untuk memudahkan bagi masyarakat dalam  memasarkan produk kopi tidak hanya di lingkup kabupaten Probolinggo namun bisa meluas hingga daerah lain. (diy/ns)