Butuh Pemimpin Krisis, Tangkas dan Kolaboratif, Tangani Pandemi
Pembekalan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesadaran peserta mengenai pentingnya pemahaman anatomi/karakteristik Pandemi Covid-19, meningkatkan pengetahuan terkait perkembangan situasi, siklus pandemi Covid-19 dan penyebabnya, meningkatkan rasa memiliki dan tanggungjawab dalam pengendalian Pandemi Covid-19.
Lumajang, HB.net - Jajaran Forkopimda Kabupaten Lumajang mengikuti pembekalan Kajian Operasional Membangun Kepemimpinan Kolaboratif Dalam Percepatan Penanganan Pandemi Covid-19, di Hall Hotel Royal Tulip Darmo Surabaya, kemarin.
Kegiatan yang dilakukan virtual bersama Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian itu dikuti Wakil Bupati Lumajang bersama Dandim 0821 Lumajang, Letkol Inf Andi A Wibowo, Kapolres Lumajang, AKBP Eka Yekti Hananto Seno, Dinkes Lumajang, dr. Bayu Wibowo Ignasius.
Pembekalan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesadaran peserta mengenai pentingnya pemahaman anatomi/karakteristik Pandemi Covid-19, meningkatkan pengetahuan terkait perkembangan situasi, siklus pandemi Covid-19 dan penyebabnya, meningkatkan rasa memiliki dan tanggungjawab dalam pengendalian Pandemi Covid-19.
Melalui virtual, Menteri Dalam Negeri,Tito Karnavian menyampaikan, Pandemi Covid-19 sangat berdampak pada semua aspek, seperti aspek keuangan, perekonomian dan sosial. Bahkan bisa berdampak pada sektor lain yakni budaya, mengingat sangat berdampak pada perilaku masyarakat maupun aktivitas di kehidupan sehari-harinya.
Dengan begitu, penanganan Covid-19 tidak bisa dilakukan hanya pada struktural saja, namun harus melibatkan semua pihak baik pemerintah pusat hingga pemerintah desa.
"Saya berharap pemimpin bisa mengambil kebijakan dan memiliki kewenangan, harus bisa membangun kerjasama tidak hanya dalam pemerintah, dan juga hubungan antar setiap lapisan pemerintahan baik pusat hingga ke tingkat desa bahkan RT/RW," ungkapnya.
Lebih jauh, Menteri Dalam Negeri berpesan kepada pimpinan disetiap daerah bahwa kolaborasi itu sangat penting dilakukan, karena setiap sektor dan stakeholder di pemerintahan memiliki kewenangan yang terbatas.
Selanjutnya, kepemimpinan yang dibutuhkan dalam penanganan pandemi adalah kepemimpinan krisis yang tangkas dan kolaboratif. Seperti mengambil keputusan cepat dan handal dalam situasi krisis, berkoordinasi secara sinergis, menjalankan manajemen perubahan yang luwes, berkomunikasi untuk membangun optimisme masyarakat dan institusi lainnya, serta menjaga wawasan kebangsaan. (ron/diy)