DPMPTSP Jatim Genjot Realisasi Investasi
Bulan Agustus, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Jawa Timur mempunyai dua kegiatan.
SURABAYA, HARIAN BANGSA.net - Bulan Agustus, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Jawa Timur mempunyai dua kegiatan. Yakni bisnis matching bersinergi dengan Bank Indonesia (BI) pada 11 Agustus dan gebyar startup virtual tanggal 28 Agustus.
Kepala DPMPTSP Jawa Timur Aris Mukiyono mengatakan, salah satu indikator investasi yakni realisasi investasi meningkat. Maka bagaimana untuk realisasi meningkat?
"Ada tiga rumusan dasar. Yang pertama adalah menetapkan ritme kinerja bidang pengendalian dan pelaksanaan investasi. Yakni membantu memfasilitasi teman-teman ke perusahaan yang sudah eksis untuk melaporkan laporan keuangan tambahan modalnya. Namanya laporan kinerja penanaman modal (LKPM) yang harus dilaporkan tiap 3 bulan,” ungkapnya.
Sehingga dari 3 bulan itu, ketika masing-masing perusahaan eksisting ada tambahan modal atau tambahan tenaga kerja, itu tetap tercatat di DPMPTSP. Jika mereka tidak melaporkan, berarti tidak ada realisasi investasi. “Maka tugas kami, melakukan pendampingan. Istilahnya merayu kepada teman-teman perusahaan untuk melaporkan," imbuhnya.
Yang kedua, lanjutnya, melakukan pendampingan kepada calon investor, mulai dari perizinan sampai beroperasi perusahaan. Yang terakhir, paling sulit, yakni mempromosikan. Promosi investasi itu sangat berbeda. Dalam investasi ini butuh trust maka pihaknya perlu melakukan rencana promosi investasi. Salah satunya yakni melakukan virtual ini.
"KBRI kerja sama dengan BI Singapura, kemudian BI Singapura bekerja sama dengan BI Jawa Timur. Karena itu, BI bersinergi dengan kami melakukan bisnis matching. Mempromosikan beberapa teman kabupaten dan perusahaan yang kami anggap sesuai dengan keinginan pengusaha," kata dia.
Kalau sudah urusan bisnis, kata dia, pihaknya menarik diri. "Tugas pemerintah adalah memfasilitasi teman-teman pengusaha di Jawa Timur dan teman-teman pengusaha di Singapura. Silakan nge-meet untuk investasi di Jawa Timur," jelas dia.
Adapun pesertanya sebanyak 33 jenis project sesuai keinginan mereka. Yakni sektor manufaktur, kesehatan, agro, dan pariwisata. Aris menyebut, kegiatan ini pertama kali di Indonesia. "Jika berhasil maka akan menjadi percontohan di Indonesia. Jawa Timur diminta yang pertama," katanya.
"Sekarang kami sudah punya pola. Hulu tugasnya DPMPTSP terkenal keluar negeri saja, tapi sekarang, bagaimana meningkatkan investasi tidak hanya perusahaan besar. Perusahaan kecil juga. Malah sekarang merambah terkait dengan milenial. Nanti di minggu ketiga, kami adakan gebyar startup virtual," katanya.
Dia menyebut, hulu tugasnya Disperindag membina startup, membina UKM, tetapi ketika mereka sudah di hilir, sudah jadi, mereka butuh investasi.(mid/rd)