Konsumsi Rumah Tangga dan Investasi Topang Ekonomi Jatim
Perekonomian global saat ini masih melambat, namun domestik relatif stabil.
Magelang, HARIANBANGSA.net - Perekonomian global saat ini masih melambat, namun domestik relatif stabil. Meski demikian, Bank Indonesia tetap mengimbangi dengan berbagai kebijakan agar ekonomi domestik tetap baik.
Hal ini diungkapkan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Timur (KPw BI Jatim) Doddy Zulverdi dalam acara Capacity Building dan Bincang Bareng Media yang diadakan di Magelang, Jawa Tengah, Rabu (16/11).
Melambatnya ekonomi global seperti nilai tukar dolar melemah berdampak pada nilai tukar mata uang negara lain. Salah satunya di Indonesia. Sehingga ini berdampak pada kenaikan suku bunga di domestik serta nilai tukar rupiah.
Namun sebenarnya ekonomi domestik ini masih dikatakan baik. "Yang membuat ekonomi kita membaik dibanding negara lain adalah konsumsi rumah tangga dan investasi," katanya, Rabu (15/11).
Menurutnya, Indonesia dampaknya relatif terbatas. Tekanan pelemahan rupiah pun masih terbatas. Di Desember 2022 melemah 1,03 persen. Bandingkan dengan negara lain hingga 33 persen.
"Karena kita tidak bisa menghindari dampak global. Tapi kita masih bisa dan masih dalam kategori lebih baik dari negara lain. Jangan sampai investor terpengaruh pada kondisi global. Kita tunjukkan dampak global bisa diatasi," paparnya.
Selanjutnya untuk ekonomi Jawa, Doddy menegaskan jika punya ketahanan tinggi berkontribusi 60 persen dari nasional. Seperti ekspor di Jawa mengalami kenaikan 70 persen pada triwulan III dibanding triwulan II yang sedikit melemah.
Dilengkapi dengan inflasi yang masih terkendali (masih rendah atau kisaran target). Jadi untuk di Jawa, ekonomi memang masih melemah jika dibandingkan tahun lalu triwulan III, yakni 4,83 persen tapi masih dikatakan baik.
Sementara Jatim angka inflasinya 4,86 persen. Angka tersebut ditopang oleh faktor rumah tangga, lapangan usaha, industri pengolahan dan pertanian yang positif, disertai kualitas kredit yang baik.
Menurut survei konsumen, di Jatim trennya menguat. Data per Agustus-Oktober terjadi peningkatan, untuk Agustus 131,02 persen, September 131,13 dan Oktober 139,06. Hal ini karena di-support dengan berbagai kebijakan dari BI.(diy/rd)