Dukung Pengembangan Geopark Ijen, 25 Dosen ITB ke Banyuwangi
Hal Itu diungkapkan saat mereka bertemu Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, Rabu (09/08/2023). Rombongan ITB yang terdiri dari 25 dosen dari berbagai program studi tersebut menjalani program pengabdian masyarakat di Banyuwangi selama lima hari, Minggu-Kamis (06-10/08/2023).
Banyuwangi, HB.net - Mendukung pengembangan Geopark Ijen 25 dosen Institut Teknologi Bandung (ITB) kembali turun ke Banyuwangi. Mereka mengaku tertarik mengembangkan kekayaan geowisata Banyuwangi dengan pelibatan masyarakat setempat.
Hal Itu diungkapkan saat mereka bertemu Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, Rabu (09/08/2023). Rombongan ITB yang terdiri dari 25 dosen dari berbagai program studi tersebut menjalani program pengabdian masyarakat di Banyuwangi selama lima hari, Minggu-Kamis (06-10/08/2023).
Diantara yang turut ke Banyuwangi adalah Prof. Ir. Benyamin Sapiie dari prodi Geodinamik dan Sedimentologi; Prof. Dr. Eddy A. Subroto dari Prodi Petrologi, Vulkanologi dan Geokimia; Prof Dr. Ir. Yan Rizal dan Prof Dr Aswan, keduanya dari prodi Paleontologi dan Geologi Kuarter.
Kepala Program Studi Magister dan Doktoral Teknik Geologi ITB, Dr. Ir. Mirzam Abdurrachman menjelaskan, kedatangan timnya ke Banyuwangi karena tertarik akan kekayaan Geopark Ijen yang telah dikembangkan menjadi geowisata. Mereka berharap pengembangan Geopark Ijen diiringi dengan meningkatnya pemahaman masyarakat akan pentingnya pengelolaan geowisata.
“Kami kembali turun ke Banyuwangi. Kali ini, salah satunya melakukan pendampingan ke masyarakat tentang pentingnya melakukan pengelolaan geowisata. Pengelolaan yang baik, akan bermanfaat bagi warga setempat. Baik secara ekonomi, sosial budaya yang terjaga, dan tentunya juga dampak lingkungan yang terawat,” kata Mirzam.
Selama 5 hari di sini, mereka telah melakukan berbagai kegiatan pengabdian masyarakat. Pendampingan ini fungsinya juga untuk memahamkan warga di kawasan Geopark Ijen tentang kekayaan geologi yang miliki dan bagaimana pengelolaan yang baik.
Termasuk juga mengedukasi tentang berbagai potensi kebencanaan, seperti tsunami, gempa bumi dan erupsi gunung berapi.
"Di hari pertama, kami datang dan berdiskusi dengan Kampus Politeknik Banyuwangi (Poliwangi). Poliwangi berencana ke depan akan mendirikan prodi geologi. Lalu kami juga survey geologi, dan kami undang penggiat geopark seperti pemandu wisata dan warga sekitar untuk naik Ijen bersama," beber Mirzam.
"Dalam perjalanan tersebut, kami terangkan secara detail tentang Ijen dari sisi ilmiah, untuk menambah wawasan mereka tentang kawasan ini. Dan menariknya, ternyata pemahaman masyarakat tentang Geopark Ijen cukup lengkap," imbuhnya.
Tim ITB juga akan menggelar Focus Group Discussion (FGD) untuk para guru di SMPN 3 Banyuwangi dan SMPN 2 Genteng.
Bupati Ipuk menyampaikan, terima kasihnya karena ITB karena beberapa tahun terakhir terus melakukan pendampingan kepada Banyuwangi hingga Geopark Ijen telah masuk dalam jaringan Unesco Global Geopark.
“Kami berharap ITB terus menjadikan kawasan geologi Banyuwangi sebagai laboratorium dan memberikan masukan yang positif bagi kami bagaimana pengelolaannya,” kata Ipuk.
Ipuk menjelaskan, Banyuwangi memiliki potensi untuk terus berkembang. Ipuk berharap ekoturisme yang dijalankan Banyuwangi akan bermanfaat bagi warga Banyuwuangi dan lingkungannya.
"Di satu sisi potensi wisata Banyuwangi banyak, tapi di sisi lain juga potensi bencananya besar. Kami butuh masukan dan arahan, supaya meski daerah ini rawan bencana tapi kami bisa meminimalkan resikonya. Tentunya kami berharap hasil riset dan pemantauan ITB akan membantu kami," harap Ipuk. (guh/diy)