Gelar Apel Berpakaian Etnis dan Gunakan 6 Bahasa, di HUT Probolinggo ke-662

Apel ini mendapat predikat apel terbanyak dan menggunakan seluruh pakaian etnis di Indonesia. Meski dikategorikan terbanyak, lantas para ASN di lingkungan Pemkot tidak berkumpul jadi satu. Tetapi, secara virtual dari seluruh kantor-kantor Se-Kota Probolinggo dengan mengikuti protokol kesehatan (prokes) yang ketat.

Gelar Apel Berpakaian Etnis dan Gunakan 6 Bahasa, di HUT Probolinggo ke-662
Pemberian bantuan sopir dan Apel Hari Jadi dengan pakaian etnis.
Gelar Apel Berpakaian Etnis dan Gunakan 6 Bahasa, di HUT Probolinggo ke-662

Probolinggo, Hb.net - Pemerintah Kota (Pemkot) Probolinggo memasuki usai-nya yang ke 662 tahun pada Sabtu, (4/9). Banyak, rangkaian kegiatan yang digeber Pemkot Probolinggo. Salah satunya, menggelar Apel di GOR Mastrip dengan menggunakan 6 bahasa yakni bahasa Indonesia, Jawa, Madura, Arab, Inggris dan China.

Apel ini mendapat predikat apel terbanyak dan menggunakan seluruh pakaian etnis di Indonesia. Meski dikategorikan terbanyak, lantas para ASN di lingkungan Pemkot tidak berkumpul jadi satu. Tetapi, secara virtual dari seluruh kantor-kantor Se-Kota Probolinggo dengan mengikuti protokol kesehatan (prokes) yang ketat.

Walikota Probolinggo, Habib Hadi mengatakan, peringatan hari jadi ke 662 tahun ini masih penuh dengan keprihatinan akibat belum tuntasnya pandemi covid-19. Masa pandemi covid-19 ini menjadi wabah dan merubah tatanan kehidupan hingga memunculkan budaya baru yang mulai diterapkan dalam aktivitas sehari-hari.

 “Saling kompak menyelaraskan tujuan menuju Kota Probolinggo yang hebat dan handal di segala bidang. Hebat dan handal dalam menjaga kondisivitas, hebat dan handal dalam membangkitkan perekonomian, hebat dan handal memerangi hoax, hebat dan handal mensejahterakan masyarakat, hebat dan handal menanggulangi covid-19 di Kota Probolinggo serta memiliki SDM yang hebat dan handal,” urainya.

 “Saat ini juga kami menyerahkan penghargaan bagi atlet legenda, bantuan untuk sopir angkot, piagam penghargaan kepada kolektor sejarah dan kami telah melakukan perjanjian kerjasama BPJS Ketenagakerjaan untuk para nelayan,” imbuhnya.

Pemkot juga bekerjasama dengan Lembaga Prestasi Indonesia Dunia (LEPRID), yang mencatat rekor masyarakat berpakaian etnis terbanyak, mewakili etnis yang ada di Kota Probolinggo seperti etnis Madura, Arab, Jawa dan Tionghoa sebagai bentuk menjunjung keberagaman budaya dan menggelorakan semangat kebersamaan menuju Kota Probolinggo hebat dan handal.

Di akhir sambutannya, Ia menyampaikan penghargaan yang berhasil diraih Pemkot Probolinggo 2021, di tingkat nasional. Keberhasilan mempertahankan opini Wajar Tanpa Pengecualian 4 kali berturut-turut atas hasil pemeriksaan laporan keuangan pemerintah daerah TA 2020 dan penghargaan Kabupaten/Kota Layak Anak Kategori Nindya Tahun 2021.

 Sedangkan di tingkat regional mendapatkan penghargaan dari Berita Jatim Media Award sebagai pemenang 10 besar pengelolaan website pemerintah daerah se Jatim tahun 2021. (ndi/diy)