Gelontor Bantuan Petani Kopi di Jatim, Disbun Yakin Produksi Kopi Bakal Meningkat
Dinas Perkebunan Jatim juga memberikan bantuan biji kopi secara konsisten. Yaitu bantuan bibit kopi arabika sebanyak 740.000 batang untuk perluasan areal di daerah sentra komoditi kopi dan bantuan sarana panen maupun pasca panen.
Surabaya, Hb.net - Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur mencatat pengembangan komodoti kopi sepanjang tahun 2020. Menurut Kepala Dinas Perkebunan Jatim, Ir Karyadi, dalam bidang pengelolaan kopi, sejumlah 1.298 kelompok tani telah memiliki unit penanganan pasca panen.
Bahkan di antaranya sudah memiliki pengolahan kopi. Seperti di Bondowoso terdapat 25 kelompok tani yang memproduksi roasbean dan powder. Sementara di Situbondo 8 kelompok serta Pasuruan 14 kelompok. Demikian juga di Malang, Jember, dan Probolinggo.
"Serta sentra-sentra kopi telah tumbuh unit usaha pengolahan oleh kelompok tani,"terangnya, Rabu (6/1/2021).
Selain itu, Dinas Perkebunan Jatim juga memberikan bantuan biji kopi secara konsisten. Yaitu bantuan bibit kopi arabika sebanyak 740.000 batang untuk perluasan areal di daerah sentra komoditi kopi dan bantuan sarana panen maupun pasca panen.
Pemprov Jatim juga memberikan bantuan modal melalui kredit dana bergulir berupa kredit bunga rendah akumulasi sebesar Rp 52.256.523.000 atau Rp 52,2 miliar. Untuk kopi Rp 33.420.000.000. Di antaranya direalisasikan tahun 2020 untuk program tunda jual kopi Rp 10 miliar pada Gapoktan Maju Mapan Jember.
Guna mendorong peningkatan produksi dalam Jatim Bangkit, pemerintah melalui Dinas Perkebunan Jatim pada tahun 2021 akan memberikan bantuan bibit kopi sebanyak 95.000 batang.
Apa yang dilakukan Dinas Perkebunan Jatim tersebut selaras dengan arahan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa yang meminta untuk menggenjot produksi kopi dan kakao di Jawa Timur. Jawa Timur merupakan daerah yang potensial untuk pengembangan dua komoditas tersebut. Gubernur minta Pondok Pesantren yang memiliki lahan luas bisa memanfaatkan area tersebut untuk ditanami kopi dan kakao. Hal itu disampaikan Gubernur dalam acara Kopilaborasi Sambang Pesantren, di Pondok Pesantren Amanatul Ummah, Pacet, Mojokerto, Minggu (28/2/2021).
Dalam kesempatan itu Gubernur Khofifah menjelaskan jika kopi dan kakao adalah komoditas perkebunan yang paling dibutuhkan untuk mendukung ekspor Jawa Timur. Lantaran permintaan kopi dan kakao baik di pasar domestik maupun internasional selalu meningkat. Salah satunya kopi Jember yang sudah menjajaki pasar internasional.
“Topografi wilayah di Jawa Timur untuk bisa dikembangkan adalah kopi dan kakao yang potensinya luar biasa. Hari ini kita ingin mengajak tim dari OPOP khususnya para pengasuh pesantren yang memiliki lahan, barangkali bisa bergabung dalam pengembangan kakao dan kopi di Jatim. Kita masih melihat wilayah antara selatan dan utara di Jatim, tentu kita berharap bahwa wilayah selatan yang pembangunan infrastrukturnya relatif kurang, ini kalau dibangun dengan penguatan ekonomi melalui kopi dan kakao, saya rasa akan bisa melakukan percepatan,”ujar Khofifah. (ns/ns)