Habib Hadi Kukuhkan 49 Guru Penggerak Pendidikan
Guru penggerak yang mewakili seluruh jenjang pendidikan mulai dari tingkat TK, SD, SMP maupun SMA ini merupakan angkatan pertama di Kota Probolinggo dan termasuk angkatan ke-6 yang dikukuhkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Probolinggo, HB.net - Setelah melewati proses yang sangat panjang sekitar setahun lebih. Akhirnya, 49 Guru penggerak pendidikan dikukuhkan Wali kota Probolinggo, Habib Hadi, Kamis (15/06/2023).
Guru penggerak yang mewakili seluruh jenjang pendidikan mulai dari tingkat TK, SD, SMP maupun SMA ini merupakan angkatan pertama di Kota Probolinggo dan termasuk angkatan ke-6 yang dikukuhkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Di dalam kegiatan ini, Habib Hadi menginginkan guru penggerak dapat mengimplementasikan ilmunya dan terus berinovasi. “Mudah-mudahan seiring dengan berjalannya waktu, guru penggerak ini akan mengimplementasikan inovasi-inovasi di dunia pendidikan. Kita tunggu inovasinya,” ujarnya.
Habib Hadi juga menyoroti semakin menantangnya proses komunikasi dengan wali murid. Ia berharap, sekolah dapat membuat agenda pertemuan rutin dengan orang tua siswa.
“Karena ada orang tua yang menyerahkan sepenuhnya kepada sekolah. Kalau ada yang tidak cocok maka disalahkan sekolah, nah ini sekolah harus rutin bertemu dengan orang tua. Menyamakan sudut pandang, agar sama-sama bisa mengedukasi anak-anak,” jelasnya.
Tak hanya menjadi penggerak, seorang guru sudah semestinya menjadi pribadi yang berakhlak. Wali kota mengibaratkan murid selayaknya tanaman yang apabila dirawat setulus hati dan diawasi dengan sungguh-sungguh, maka akan menjadi sebuah pohon yang rindang dan berbuat baik.
“Lain halnya dengan tanaman yang tumbuh tanpa pengawasan, yang bisa saja tumbang jika terkena angin tanpa ada yang memperbaiki ke posisi semula,” simpulnya.
Diketahui, guru penggerak nantinya diharapkan menjadi pemimpin pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum merdeka. Dalam kurikulum terbaru ini, pembelajaran berpusat pada peserta didik dengan memperhatikan potensi mereka.
“Kurikulum merdeka tidak hanya ceramah ya, tapi (dalam) pembelajarannya, siswa yang aktif sedangkan guru menjadi fasilitator. Nah seorang guru penggerak ini harus pandai. Bagaimana caranya siswa (bisa) aktif. Nah ini juga ada webinar ya, kita sebarkan ilmu yang mereka dapat kepada guru-guru lainnya. Seperti inovasi pembelajaran dan ilmu manajerial, jadi diharapkan mereka ini bisa men-support sekolahnya,” ungkap Siti Romlah ditemui usai seremonial pengukuhan. (ndi/diy)