Industri Kain Batik di Banyuwangi Mulai Menggeliat
Menurut adik kandung Owner Batik Pringgokusumo Kecamatan Kabat Banyuwangi, Jatu Elinda, dalam masa awal pandemi covid-19 melanda dunia termasuk Indonesia, omset dan produksi batik usahanya mengalami penuruan yang sangat drastis.
Banyuwangi, Hb.net - Setelah mengalami keterpurukan dan penurunan omset secara drastis karena pandemi Covid 19 dalam beberapa bulan terakhir, industri batik di wilayah Banyuwangi mulai menggeliat lagi.
Menurut adik kandung Owner Batik Pringgokusumo Kecamatan Kabat Banyuwangi, Jatu Elinda, dalam masa awal pandemi covid-19 melanda dunia termasuk Indonesia, omset dan produksi batik usahanya mengalami penuruan yang sangat drastis.
“Dalam kondisi normal sebelum pandemi Covid 19 rata-rata sebulan bisa memproduksi 1.000 potong batik bahkan lebih. Namun ketika ada pandemi hanya mampu memproduksi 200 potong saja,” jelas wanita yang akrab disapa Elin di tempat usahanya.
Dia menuturkan, pada waktu awal-awal pandemi Covid 19 dampaknya sangat terasa sekali. Namun secara perlahan pemberlakukan Program Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang berlangsung lebih dari satu tahun mengakibatkan masyarakat sudah mulai terbiasa atau bisa adaptasi sehingga untuk omset dalam beberapa waktu terakhir sudah mulai meningkat.
“Pada masa PPKM level 2 ini peningkatan bisa dikatakan mencapai 40 persen. Untuk mengantisipasi kondisi yang belum stabil ini pihak kami tetap melakukan proses produksi. Untuk pemasaran tentunya juga harus menggunakan iptek dengan lewat media sosial sehingga sirkulasi keuangan perusahaan bisa berjalan dan yang penting bisa menggaji karyawa,”jelas Elin.
Pada peringatan Hari Batik Nasional tahun ini tidak ada kegiatan sama sekali dan untuk pemesanan batik kondisinya normal-normal saja. Berbeda dengan kondisi sebelum pandemi Covid 19. Dengan adanya berbagai agenda Banyuwangi Festival (Be-Fest) dan sering ada acara- acara pameran sehingga pemesanan batik jadi meningkat.
Elin menambahkan berdasarkan catatan yang ada pemesanan batik produk Pringgokusumo paling banyak masyarakat lokal Banyuwangi. Tetapi ada sebagian luar kota, luar pulau bahkan pesanan pecinta kain batik luar negeri sudah mulai ada . (guh/diy)