Jawa Timur Tertinggi Se-Indonesia, Realisasi Investasi Dalam Negeri Tahun 2020

“Capaian ini meningkat 33,8% dibanding tahun sebelumnya. Sementara skala nasional investasi naik 2,1%,” ungkap Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa pada Rabu (27/01).

Jawa Timur Tertinggi Se-Indonesia, Realisasi Investasi Dalam Negeri Tahun 2020

Surabaya, HB.net  - Provinsi Jawa Timur menempati posisi tertinggi Realisasi Investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sepanjang tahun 2020. Berdasarkan laporan Realisasi Investasi Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) yang disampaikan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia, Realisasi Investasi Penanaman Modal Provinsi Jawa Timur sepanjang tahun 2020 mencapai Rp78,3 triliun. Realisasi tersebut terdiri dari PMA sebesar Rp 22,6 triliun dan PMDN sebesar Rp 55,7 triliun.

“Capaian ini meningkat 33,8% dibanding tahun sebelumnya. Sementara skala nasional investasi naik 2,1%,” ungkap Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa pada Rabu (27/01).

Pertumbuhan positif ini, kata Gubernur, menegaskan kebangkitan investasi di Jatim. Mengingat, dua tahun terakhir ini investasi Jatim terus tumbuh signifikan. Sebelumnya, Jatim mengalami penurunan selama dua tahun berturut-turut.

Mantan Menteri Sosial itu membeberkan, capaian investasi Jatim pada 2017 dan 2018 mengalami kontraksi berturut-turut sebesar -9,5% dan -22,4%. Namun pada 2019, iklim investasi Jatim menemukan titik baliknya, tumbuh 14,3%. Dan dipertegas pada 2020, meski di tengah pandemi, investasi Jatim naik 33,8%.

Pertumbuhan ini didorong baik PMA maupun PMDN yang keduanya menggeliat positif secara signifikan. Berdasar data yang dirilis BKPM RI di Jakarta pada Senin (25/1), Jatim menduduki peringkat ketiga setelah Jawa Barat (Rp 120,4 triliun) dan DKI Jakarta (Rp 95 triliun). Di posisi keempat, ada Banten (Rp 62 triliun) disusul Jateng di peringkat lima (Rp 50,2 triliun).

“Dari Top 5 Provinsi tersebut, Jatim mengalami pertumbuhan year on year tertinggi, yakni 33,8%, disusul Banten yang tumbuh 27,3%. Sedangkan tiga Provinsi yang lain mengalami penurunan,”papar Khofifah.

Khofifah menerangkan, PMDN Jatim sendiri disokong oleh sektor transportasi, gudang dan telekomunikasi dengan menyumbang angka Rp 26,9 triliun. Di sektor usaha ini, ada PT. Waskita Bumi Wira yang telah menggelontorkan uangnya senilai Rp 9,4 triliun untuk menggarap proyek Nasional tol KLBM di Gresik. Selain itu juga terdapat PT. Pelabuhan Indonesia III yang telah merealisasikan investasinya sebesar Rp 5,2 triliun untuk pembangunan infrastruktur pendukung di kawasan Teluk Lamong Surabaya.

Sedangkan realisasi PMA sebesar Rp 22,6 triliun ditopang oleh sektor Industri Kimia dan Farmasi yang menyumbang angka sebesar Rp 8,9 triliun. PT. Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia yang berlokasi di Tuban, telah mencatatkan realisasi investasi di sektor ini sebesar Rp 4,9 triliun. Dari sisi negara asal, kontributor utama investasi asing di Jatim adalah Singapura dengan realisasi sebesar Rp 9,8 triliun, disusul Jepang dengan kontribusi sebesar Rp 4,6 triliun.

Gubernur melanjutkan, Kota Surabaya menduduki peringkat pertama total realisasi PMA dan PMDN di Jatim dengan mencatatkan angka Rp 16,8 triliun, Kabupaten Gresik di posisi kedua dengan realisasi Rp 16,5 triliun, ketiga Kabupaten Pasuruan Rp 7,9 triliun, Sidoarjo Rp 6,8 triliun dan Tuban Rp 6,1 triliun.

Jika dibedah per kategori, Tuban mencapai realisasi PMA tertinggi dengan menyumbang Rp 5,7 triliun, disusul Kabupaten Pasuruan Rp 3,5 triliun, Gresik Rp 2,0 triliun, Kabupaten Mojokerto Rp 1,7 triliun dan di posisi kelima Jombang Rp 1,6 triliun.

Sedangkan untuk kategori PMDN, Kota Surabaya mencatatkan angka tertinggi sebesar Rp 15,8 triliun, disusul Gresik Rp 14,4 triliun, Sidoarjo Rp 5,4 triliun, Kabupaten Pasuruan Rp 4,4 triliun dan Kabupaten Probolinggo di posisi kelima dengan capaian Rp 3,6 triliun.

Di sisi lain, peran PMA dan PMDN ini juga sedang didorong menuju pembangunan iklim investasi yang lebih inklusif. Sebelumnya, atas fasilitasi BKPM RI (18/1), enam perusahaan besar dari Jatim turut menandatangani kerjasama kemitraan dengan 18 UMKM. “Kemitraan saling menguntungkan antara PMA PMDN dengan UMKM di Jatim akan terus kita dorong, agar sektor UMKM kita dapat terlibat di rantai pasok global dan bisa naik kelas,”jelas Khofifah.

Khofifah mengaku optimistis momentum kebangkitan investasi Jatim akan terus berlanjut pada 2021. Dinas Penanaman Modal dan PTSP sebagai garda terdepan dalam pengembangan investasi di Jatim, awal tahun ini telah berinovasi memberikan pelayanan perizinan secara on line, melalui aplikasi JOSS (Jatim Online Single Submission).

"Kita berharap dengan adanya JOSS, yang juga akan diseiringi inovasi dan bangkitan-bangkitan lainnya dari innercircle kita sendiri, tahun 2021 kita songsong dengan capaian-capaian yang lebih baik,”pungkas Gubernur Jatim. (dev/ns)