Jelang Penetapan DCT, Ning Lia Jilbab Ijo Perkenalkan Politik ADEM

Lia Istifhama, keponakan Khofifah Indar Parawansa yang sebelumnya telah ditetapkan sebagai Daftar Calon Sementara (DCS) DPD RI Jawa Timur pun buka suara.

Jelang Penetapan DCT, Ning Lia Jilbab Ijo Perkenalkan Politik ADEM
Dr. Lia Istifhama, Bakal Calon Anggota DPD RI dari Dapil Jatim. foto : istimewa.

Surabaya, HB.net - Tiga pasangan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden, yaitu Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, Ganjar Pranowo-Mahfud MD, dan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka telah mendaftar di KPU RI. Kini publik menanti perhelatan berikutnya, yaitu penetapan Daftar Calon Tetap (DCT) Calon Legislatif partai politik dan calon Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, yang dijadwalkan Jumat, 3 November 2023.

Penetapan DCT Caleg dan calon Senator tersebut akan dilaksanakan serentak secara nasional. Demikian pula di Jatim, akan diumumkan secara resmi oleh KPU Jawa Timur yang dinahkodai Choirul Anam. Hal ini tentu menjadi salah satu momentum penting bagi para peserta pemilu 2024.

Lia Istifhama, keponakan Khofifah Indar Parawansa yang sebelumnya telah ditetapkan sebagai Daftar Calon Sementara (DCS) DPD RI Jawa Timur pun buka suara. Saat ditanya kesiapannya meraih simpati masyarakat, Doktor dari UINSA tersebut menerangkan bahwa ia fokus dalam strategi menguatkan politik ADEM.

 “Sebagai salah satu anak bangsa yang memiliki tanggungjawab menjaga proses demokrasi yang sehat, maka saya kira penting menguatkan politik adem, yaitu aman damai tentrem. Untuk mewujudkan hal tersebut, maka pola berpolitik harus jauh dari karakter saling menjatuhkan ataupun hate speech," kata perempuan yang akrab disapa Ning Lia itu, Ahad (29/10/2023).

Ia menyontohkan saat terjun ke masyarakat, sebisa mungkin tidak terjebak pada jebakan batman untuk menjatuhkan kompetitor. Namun sebaliknya, justru harus menguatkan, bahwa publik berhak menilai, siapa yang konsisten, istiqomah, dan siapa yang hanya tampil saat membutuhkan suara.

Ia pun menambahan, identitas adem sangat kental dengan warna ijo, sesuai tagline yang digaungkannya, yaitu Ning Lia Jilbab Ijo.

"Untuk foto dalam surat suara, saya memilih warna ijo khas NU, khas Muslimat. Warna ijo ini memang ijo yang memiliki spirit memberikan keteduhan atau adem, bahasa Suroboyoannya. Jadi saya yakin, salah satu bukti nyata ingin menguatkan politik adem, sudah nampak dari warna jilbab.

Maju sebagai calon senator, perempuan milenial tersebut juga ingin mengajak para anak muda, baik gen Z dan pemilih pemula, untuk sama-sama berpartisipasi dalam pesta demokrasi.

Lia mengimbau kepada gen Z maupun pemilih pemula agar mempelajari rekam jejak para calon pilihan. Caranya bisa dengan melakukan pengecekan di mesin pencarian google untuk mengetahui keaslian karakter calon pemimpin.

"Jika ditemukan sosok yang pas, baik itu capres-cawapres yang ada dalam surat suara berwarna abu-abu, anggota DPD yang ada dalam surat suara berwarna merah, kemudian anggota DPR RI, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten Kota, maka pilih mereka. Ini merupakan hak dan kewajiban demokrasi semua anak bangsa," tandasnya.

Nominator Tokoh Perempuan Populer Madura tersebut juga menyampaikan visi besarnya, yaitu turut menguatkan eksistensi UMKM di Jawa Timur.

Lia menjelaskan, ada banyak hal yang tengah ia bangun untuk membuktikan peran nyata ketika dirinya tidak memiliki jabatan publik apapun saat ini. Disini ia ingin menegaskan bahwa setiap warga masyarakat berhak dan mampu berperan tanpa memiliki jabatan. Diantara mimpi besar yang ingin ia raih melalui senator kelak, adalah turut menguatkan UMKM Jatim.

"Selama ini saya bersyukur, banyak turun bersama pelaku UMKM di berbagai Kabupaten dan Kota. Saya sangat berharap hal ini terus berjalan, bahkan semakin masif dan maslahat. Diantara hal simpel yang bisa ditempuh adalah menjadi endorse produk UMKM. Tentu, selain berikhtiar membuka akses untuk pemasaran mereka," imbuhnya.Ning Lia sendiri, sebelumnya resmi mendaftar ke KPU Jatim pada 9 Mei 2023. Saat itu, pengurus Fatayat NU Jatim tersebut diterima oleh semua komisioner, yaitu Ketua Choirul Anam, Anggota Insan Qoriawan, Gogot Cahyo Baskoro, Miftahur Rozaq, Rohani, Nurul Amalia, dan Sekretaris Nanik Karsini. (mdr/ns)