Jelang PSBB Surabaya Raya, DPRD Minta Polisi Tembak di Tempat Pelaku Kriminal

Jelang PSBB Surabaya Raya, DPRD Minta Polisi Tembak di Tempat Pelaku Kriminal
Wakil Ketua DPRD Jatim Sahat Tua Simanjuntak

SURABAYA, HARIANBANGSA.net  –  Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur bersama Forkopimda terus melakukan koordinasi menjelang pelaksanaan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). PSBB akan diberlakukan mulai Selasa (28/4) di wilayah Surabaya, Sidoarjo dan Gresik.

Dalam kesempatan itu, Sahat Tua Simanjuntak selaku pimpinan DPRD Jatim berharap pihak kepolisian memberlakukan tindakan tegas selama 14 hari pemberlakuan PSBB. Bahkan Wakil Ketua DPRD Jatim itu minta pemberlakuan tembak di tempat terhadap pelaku kriminal di masa PSBB.

"Saya melihat dari media sosial peristiwa kejahatan trennya sudah mulai naik. Saya tidak tahu jumlah statistiknya. Tapi kejahatan jalanan terjadi jelang PSBB. Harapan saya, polisi lakukan tembak di tempat bagi pelaku kejahatan selama PSBB. Ini untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat," tegas Sahat saat konferensi pers di Gedung Negara Grahadi, Surbaya, Minggu (26/4) petang.

Sementara itu, Gubernur Khofifah selaku Ketua Gugus Tugas Covid-19 Jatim memberikan update kasus Positif Covid-19 di Jawa Timur. Per hari ini ada tambahan 17 kasus baru di Jatim. Dari angka 768 kemarin kini menjadi 785 kasus.

 “Pasien yang dinyatakan PDP dari angka 2578 naik menjadi 2681 dan pasien yang dinyatakan ODP dari angka 18.136 naik menjadi 18.350,” jelas Khofifah.

Lebih jauh Gubernur Khofifah menjelaskan bahwa yang terkonfirmasi negatif atau sembuh 2 orang, semuanya dari Surabaya. Total yang sembuh di Jatim hingga hari ini adalah 140 orang atau setara 17,83 persen. Sedangkan pasien meninggal juga ada 2 yakni 1 dari Lumajang dan 1 dari Sidoarjo. Total meninggal di Jatim adalah 88 orang atau setara 11,21 persen.

Lalu Gubernur Khofifah juga menjelaskan bahwa ke 17 kasus baru tersebut berasal dari masing-masing 1 dari Kota Pasuruan, Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Malang, Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Lamongan, Kota Malang dan Kabupaten Pacitan. Kemudian 2 dari Kabupaten Tulungagung, lalu masing-masing 4 dari Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Kediri.

Gubernur juga menjelaskan beberapa penyebab yang menyertai Covid-19 ini. “Yang pertama tentu penderita diabetes, darah tinggi dan lain-lain, tapi terkadang yang jarang kita ketahui adalah keterlambatan mengakses layanan Rumah Sakit,” imbuh Khofifah.Keterlambatan mengakses RS ini hendaknya bisa diminimalisir dengan kepedulian, empati dan simpati kita. “Bila kita tahu ada yang memiliki gejala Covid-19 maka sebaiknya kita juga ikut membantu dalam mengakses Rumah Sakit,” pungkas gubernur perempuan pertama di Jatim itu. (mdr/ns)