Khofifah Panen Sedap Malam Milik Petani Milenial

Calon Gubernur Jawa Timur Nomor 2 Khofifah Indar Parawansa panen bunga sedap malam milik petani milenial di Desa Pekoren Rembang, Kabupaten Pasuruan, Minggu (29/9).

Khofifah Panen Sedap Malam Milik Petani Milenial
Khofifah berada di Pasuruan ikut panen bunga sedap malam.

Pasuruan, HARIANBANGSA.net - Calon Gubernur Jawa Timur Nomor 2 Khofifah Indar Parawansa panen bunga sedap malam milik petani milenial di Desa Pekoren Rembang, Kabupaten Pasuruan, Minggu (29/9).

Di lahan seluas satu hektare milik Slamet dan putrinya, Karen, Khofifah membersamai para petani milenial dan warga panen bunga sedap malam yang harumnya menjadi favorit masyarakat.

Sebagaimana diketahui, bunga sedap malam yang memiliki nama latin Polianthes tuberosa ini cukup banyak diminati masyarakat karena baunya yang harum.  Bahkan juga digunakan untuk kegiatan-kegiatan penting. Seperti acara nikahan, untuk aromatherapy, dan cukup banyak dijadikan untuk bahan kosmetik.

Dalam kesempatan ini, Khofifah sengaja menyempatkan diri melakukan panen bersama petani bunga sedap malam sekaligus untuk mendengar aspirasi dari mereka.

“Jadi sebenarnya ada potensi pasar yang besar yang belum terpenuhi  untuk bunga sedap malam ini. Nah karena potensi besar maka yang harus dilakukan untuk mengembangkan usaha ada dua, yaitu bisa ekstensifikasi atau juga intensifikasi,” ujar Khofifah.

Dikatakan Khofifah, yang dilakukan oleh Slamet untuk pengembangan bunga sedap malam di sini adalah ekstensifikasi. Mereka membuka lahan baru penanaman bunga sedap malam seluas satu hektare.  Hal ini dilakukan karena permintaan bunga sedap malam memang terus meningkat. Bahkan pemasaran bunga dari sini sampai menjangkau Pulau Dewata Bali.

“Nah sekarang kita bicara intensifikasi. Setelah diidentifikasi, yang diperlukan di sini adalah pemupukan dan pengairan. Soal pupuk, ini ternyata masih terjadi kendala. Dimana untuk tanaman bunga sedap malam ini pupuknya kategori non subsidi sementara skalanya masih pada UKM,” ujar Khofifah.

Pemilik lahan menyampaikan pada Khofifah bahwa cost produksi bunga sedap malam 50 persennya adalah untuk pupuk nonsubsidi.  Oleh sebab itu, dikatakan Khofifah, hal ini harus dibahas di tingkat kabupaten dulu supaya masuk pada e-RDKK untuk pemupukan.

Harapannya nanti penyediaan pupuk untuk petani bunga sedap malam bisa masuk dalam rencana definitif kebutuhan kelompok tani (RDKK). “Supaya dibahas kembali pada kategori dan sektor berskala seperti apa yang masuk non subsidi dan pada sektor dengan skala seperti apa yang masuk subsidi,” ujar Khofifah.

Ketika mereka bisa mendapatkan jatah pupuk subsidi, maka peningkatan kesejahteraan bagi pada petani bisa diperjuangkan. Sebab menurut pemilik lahan, keuntungan bersih untuk satu hektare tanaman sedap malam adalah Rp 7 juta per bulan.

Di sisi lain, Khofifah menegaskan bahwa pihaknya terus mendorong tumbuhnya petani milenial di Jawa Timur. Terutama karena berdasarkan hasil Sensus Pertanian 2023 yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), petani milenial di Jatim menjadi yang terbanyak dan menduduki peringkat pertama nasional.(dev/rd)