Kisah Pelaku Usaha di Probolinggo Berjuang Saat Pandemi

JNE sebagai mitra UKM untuk bersaing di dunia digital, gelaran ini secara konsisten dibeberapa kota sebagai upaya untuk membantu pelaku usaha bersaing ditengah pandemi Covid-19. Branch Manager JNE Probolinggo, Putra Cahyadhi Mohammad membuka gelaran yang dihadiri 200 peserta tersebut.

Kisah Pelaku Usaha di Probolinggo Berjuang Saat Pandemi
Kegiatan webinar yang digelar JNE bersama pelaku usaha di Probolinggo.
Kisah Pelaku Usaha di Probolinggo Berjuang Saat Pandemi

Probolinggo, HB.net - Pandemi Covid-19 berdampak pada semua sektor. Hanya mereka yang ulet, tangguh dan kreatif yang bisa bertahan di tengah kondisi yang sulit. Seperti yang dialami Kaloka Handmade dan Bromo Coffee yang dari Probolinggo,  kisah kebangkitan di mereka di tengah pandemi diungkap dalam webinar yang digelar JNE.

Meilanny Rahayuningsih, Owner Kaloka Handmade  bercerita, krisis dimulai ketika dia dan keluarga terpapat Covid-19. Selama 6 bulan tidak pameran, artinya juga tidak ada pemasukan sama sekali.

“Kemudian kita kembali merangkak dengan memproduksi barang-barang yang terjangkau dan bisa dipakai segala kalangan masyarakat,” tandasnya.

Kondisi sulit karena pandemi Covid-19, dia konsisten mengadakan berbagai macam promo dan bundle yang kemudian dipasarkannya melalui Facebook. Untuk memikat konsumen, Meilany berinovasi untuk memberikan free handsanitizer dan masker pada tiap bundle produknya.

“Kita laba sedikit, tapi yang penting kita eksis dulu, akhirnya berjalan 3 bulan dan sangat pesat kembali temen-temen pembeli dan perusahaan,”tutur Meilany.

Beda dengan Owner Bromo Coffee, Edy Priyanto. Dia merintis usaha kopi sejak 2016 mengungkap pentingnya terus mencari peluang untuk berinovasi. Awalnya Edy hanya berfokus pada penjualan produk kopi, namun saat ini pihaknya menyediakan jasa sangrai atau menggiling biji kopi.

“Ada salah satu proses dari produksi kopi yaitu sangrai, yang bisa menjadi bisnis sendiri. Beberapa bulan ini ada pelanggan yang datang hanya untuk sangrai kan kopi. Jadi ada proses yang bisa juga jadi usaha kita,” jelasnya.

Dalam menjalankan bisnis online, Edy menggunakan Google My Business untuk mengelola bisnis online-nya, juga beragam marketplace dan juga Facebook. Menilai pentingnya personal branding.

Edy memberi tiga tips kepada para pemula bisnis.

“Pertama, segera mulai bisnis, tidak perlu menunggu-nunggu. Yang kedua, mulai dengan modal kecil atau tanpa modal. Ketiga, adalah lakukan sendiri dan jangan percayakan bisnis anda pada orang lain terlebih dahulu,” pesannya.

JNE sebagai mitra UKM untuk bersaing di dunia digital, gelaran ini secara konsisten dibeberapa kota sebagai upaya untuk membantu pelaku usaha bersaing ditengah pandemi Covid-19. Branch Manager JNE Probolinggo, Putra Cahyadhi Mohammad membuka gelaran yang dihadiri 200 peserta tersebut.

Webinar ini diharapkan mampu membuka peluang kolaborasi antar UKM, stakeholders, termasuk dengan JNE.

“Kami juga bisa memberikan sponsorship ke para UKM di berbagai event, intinya JNE ingin menyambung kebahagiaan teman-teman sekalian, tidak hanya bagi UKM, tapi juga di bidang kemasyarakatan,” pungkas dia. (diy/ns)