Korban Sudah Diintai saat Ambil Uang
Sidoarjo, HARIAN BANGSA - Melihat banyaknya darah mengucur dari tangan, Devi Mufidah, anak pertama Zakaria, panik. “Sempat trauma setelah kejadian itu. Namun sekarang kondisinya jauh lebih baik," ucap Devi Mufidah.
Kalimat Devi itu menunjukkan Zakaria kini sudah bangkit. Meski uang senilai Rp 130 juta dirampas bandit, korban begal di Desa Trompoasri, Jabon tersebut mulai melupakan musibah tersebut. "Kata bapak, uang bisa dicari lagi. Yang penting kesehatan," terangnya saat ditemui di Graha Delta Husada, RSUD Sidoarjo, Rabu kemarin (22/4).
Usai dirawat di RS Pusdikgasum, Porong, pihak keluarga memutuskan memindahkan Zakaria ke RSUD Sidoarjo. Dia dirawat di kamar VVIP. Tujuannya untuk mempercepat kesembuhan pria 50 tahun tersebut. Dokter memeriksa seluruh bagian tubuh Zakaria. Hasilnya, ditemukan lagi tiga luka sabetan. Yakni di paha sebelah kiri, punggung sebelah kiri, serta jemari tangannya robek.
Kemarin, Zakaria menjalani operasi pergelangan tangan kirinya. Setelah diperiksa, luka sabetan pedang ternyata membuat otot tendonya hampir putus. "Dipasang plat besi agar tangan kembali normal," jelasnya.
Operasi dimulai pukul 07.00 WIB. Selang enam jam, Devi mendapatkan kabar baik. Pemasangan plat besi berjalan lancar. Devi mencoba mengingat kembali kejadian begal yang menimpa ayahnya. Siang itu, sekitar pukul 12.00 WIB, Devi berbincang dengan Zakaria. "Saya tanya kapan ambil uang di bank," paparnya.
Zakaria kerap mengambil uang di bank. Dalam satu minggu, dia bisa menarik uang hingga tiga kali. Uang itu digunakan untuk membeli gabah. Biasanya, Zakaria mengambil uang dengan mengendarai mobil. Dia diantar anaknya. Namun, Selasa kemarin dia memutuskan berangkat sendiri ke bank di wilayah Pasuruan. Mengendarai sepeda motor.
Di bank, Zakaria langsung mendapatkan pelayanan. Pasalnya, saat itu tidak ada antrean nasabah. Hanya ada satu orang yang duduk di kursi tunggu. Usai menerima uang dari teller, dia bergegas keluar bank. "Uang langsung dimasukkan ke dalam tas dan dibungkus tas plastik. Ditaruh di dalam jok," paparnya.
Semula perjalanan pulang berjalan lancar. Zakaria tidak menaruh curiga. Namun, saat melintas di areal persawahan Desa Trompoasri, dia mulai mendengar deru motor pengendara lain.
Ada dua pengendara yang berada di belakang Zakaria. Semakin lama, semakin mendekat. Satu pengendara memepet Zakaria dari arah kiri. "Pelaku bilang minggir, belum sempat menoleh sudah dibacok," ucapnya.
Pengusaha gabah itu lantas jatuh tersungkur. Satu pelaku turun. Berupaya mencongkel jok motor. Tiga pelaku lain berjaga. Zakaria bangkit. Dia sempat melakukan perlawanan. Berbagai upaya dilakukan. Pelaku dipiting. Dicakar. Hingga dipukuli. "Bapak tak mau melepaskan pelaku," terangnya.
Warga mendengar kegaduhan itu bergegas keluar. Namun tak berani melawan. Sebab, pelaku mengeluarkan pedang. "Warga melempari pelaku dengan batu," tuturnya.
Selang 10 menit, Zakaria tak mampu lagi melawan. Dia terpaksa melepaskan pelaku. Bandit kabur dengan membawa tas berisi uang senilai Rp 130 juta.
Devi mengatakan, Zakaria masih ingat betul ciri-ciri pelaku. Usianya berkisar 30-40 tahun. Satu pelaku yang dipukul berkulit putih. "Mereka mengendarai sepeda motor matik," jelasnya.
Dia yakin pelaku sudah menguntik Zakaria sejak di bank. Devi berharap polisi segera menemukan pelaku.
Sementara itu, Kasatreskrim Polresta Sidoarjo AKP Ambuka Yudha Hardi menuturkan, pihaknya berupaya memburu pelaku. Sejumlah upaya dilakukan. Salah satunya memeriksa CCTV bank. "Kami pelajari rekaman CCTV," pungkasnya.(cat/rd)