Kuatkan Arahan Presiden Jokowi dalam Gerakan BBI, Khofifah Ajak Belanja dan Pakai Produk Dalam Negeri

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa turut mengajak seluruh masyarakat, bagi warga Jawa Timur saya mengajak  untuk  membeli dan memakai produk lokal. Produk tersebut bukan hanya barang, tapi juga obyek wisata, baik wisata alam maupun wisata budaya.

Kuatkan Arahan Presiden Jokowi dalam Gerakan BBI, Khofifah Ajak Belanja dan Pakai Produk Dalam Negeri

Bangka Belitung, HB.net - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) untuk kesekian kalinya mendorong penguatan belanja nasional maupun  daerah dengan produk dalam negeri. Melalui  Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (BBI).  Gerakan tersebut, mengajak seluruh masyarakat untuk lebih mencintai dan membeli  produk-produk dalam negeri.

Menurut Presiden Jokowi, dengan membeli maupun memakai produk-produk dalam negeri, diharapkan bisa menggerakkan dunia usaha yang pada akhirnya bisa membantu menggerakan perekonomian di dalam negeri.

Untuk itu, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa turut mengajak seluruh masyarakat, bagi warga Jawa Timur saya mengajak  untuk  membeli dan memakai produk lokal. Produk tersebut bukan hanya barang, tapi juga obyek wisata, baik wisata alam maupun wisata budaya. Begitu pula bagi warga daerah lain. Hal itu disampaikan di sela- sela kunjungan ke Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dalam rangka misi dagang  Provinsi Jawa Timur ke Provinsi Kepulauan Bangka Belitung di Pangkal Pinang, Selasa (24/5).

Terlebih, saat ini berbagai upaya telah dilakukan di tiap kabupaten/kota dalam menggairahkan perekonomian setelah angka Covid-19 melandai. Gubernur Khofifah mencontohkan Kota Surabaya, yang saat ini  tengah menggelar rangkaian acara menyambut Hari Jadi Kota Surabaya pada tanggal 31 Mei.

Acara pertama yang digelar mulai awal Mei adalah Surabaya Shopping Festival yang digelar mulai tanggal 1 Mei sampai 31 Mei mendatang. Festival belanja ini diselenggarakan serentak di 39 mal di Kota Surabaya bekerja sama dengan Asosiasi Persatuan Pusat Belanja Indonesia (APPBI).

Beberapa rangkaian antara lain Minggu  (22/5) malam , digelar Festival Rujak Uleg 2022 yang melibatkan pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) kuliner di Kota Pahlawan.

Diikuti sebanyak 700 peserta  Festival Rujak Uleg 2022 dengan beragam kostum unik.  Pesertanya pun beragam, mulai dari dinas-dinas yang ada di lingkup Pemerintah Kota Surabaya, perusahaan swasta, BUMN, Kecamatan, Kelurahan, Komunitas, perwakilan kota sahabat serta perwakilan negara sahabat.

"Saya berharap ajang ini dapat menjadi kebangkitan perekonomian masyarakat Jatim khususnya UMKM  di Kota Surabaya," ujarnya.

Mengutip pernyataan Presiden Jokowi, terang Khofifah, gejolak perekonomian global dapat diatasi dengan strategi membelanjakan uang, baik Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), swasta, maupun masyarakat untuk membeli produk dalam negeri.

 “Minimal 40 persen belanja pemerintah pusat dan daerah, serta belanja barang dan modal Badan Usaha Milik Negara (BUMN) harus dialokasikan untuk membeli produk dalam negeri, terutama usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM),” ungkapnya.

Menurut Khofifah, ini juga merupakan bentuk tindak lanjut atas target yang ditetapkan oleh pemerintah pusat kepada Jawa Timur agar membelanjakan APBD untuk Produk Dalam Negeri (PDN) dan UMKM sebesar Rp 26,8 triliun di tahun 2022.

Target belanja PDN tersebut merupakan bagian dari target belanja APBN dan APBD untuk UMKM dan PDN sebesar Rp 400 Triliun dari seluruh kementerian dan pemerintah daerah.

"Di momen yang sangat baik ini, kembali saya mengajak  kita bersama saatnya gotong royong memulihkan perekonomian rakyat melalui belanja produk-produk lokal. Baik dari sisi APBD maupun dari masyarakat juga," tandas Khofifah.

Sebagai informasi, berdasarkan data Dinas Koperasi dan UMKM Jatim, sebanyak 93,37% atau 9,13 juta unit UMKM di Jatim ditopang oleh Usaha Mikro. Sedangkan 5,92% atau 579.567 unit merupakan Usaha Kecil, yakni yang memiliki pendapatan antara Rp 300 juta hingga Rp 2,5 miliar per tahun.

Sisanya, yang tergolong Usaha Menengah dengan penghasilan lebih dari Rp 2,5 miliar per tahun, berkisar 0,70% atau 68.835 unit. Ini berarti Usaha Mikro merupakan penopang utama di Jatim. (dev/ns)