Laka Mobilio Vs KA Sritanjung, Warga Beri Kode Ada Kereta

Tak ada korban jiwa dalam kejadian ini meski mobil yang dikendarai H. Hariono dan istrinya Hj. Santi warga Lingkungan Tirtopuro, Kelurahan/Kecamatan Kalipuro, sempat terseret hingga 3 meter.

Laka Mobilio Vs KA  Sritanjung, Warga Beri Kode Ada Kereta
Terlihat salah satu kendaraan tertabrak kereta api.

Banyuwangi, HB.net - Kecelakaan lalu lintas melibatkan Kereta Api Sritanjung dan Mobil Honda Mobilio terjadi di perlintasan tanpa palang pintu di Kelurahan Klatak, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi, Rabu (28/06/2023) sekitar pukul 07.04 WIB.

Tak ada korban jiwa dalam kejadian ini meski mobil yang dikendarai H. Hariono dan istrinya Hj. Santi warga Lingkungan Tirtopuro, Kelurahan/Kecamatan Kalipuro, sempat terseret hingga 3 meter.

Kanit Gakkum Satlantas Polresta Banyuwangi, Iptu Dwi menerangkan, berdasarkan keterangan saksi dan CCTV di TKP, Mobil Honda Mobilio warna putih yang dikendarai H. Hariono bersama istrinya melaju dari arah barat ke timur.

Ketika hendak melintas di rel kereta api, mobil tersebut berhenti dengan posisi ujung kendaraan di tengah rel kereta api. Nahasnya, dalam waktu bersamaan Kereta Api Sritanjung jurusan Banyuwangi - Lempuyangan Jogja melaju dari arah utara dengan kecepatan kurang lebih 70 km/jam.

Hingga akhirnya terjadilah kecelakaan tersebut. Lokomotif kereta langsung menabrak ujung mobil honda mobilio bagian kiri depan. Mobil yang dikendarai korban pun terpental ke arah kanan sejauh 3 meter dari rel kereta api.

"Berdasarkan keterangan saksi, warga setempat sudah memberi kode dari timur rel bahwasanya sebentar lagi ada kereta api yang melintas. Namun korban tetap melanjutkan laju mobil hingga akhirnya terjadi kecelakaan," ungkap Iptu Dwi.

Usai kejadian, warga sekitar berdatangan untuk membantu evakuasi korban dari dalam mobil yang ringsek.

"Alhamdulillah pengemudi. Dia mengalami patah tulang pada bahu kiri, kemudian dilarikan oleh warga setempat ke pengobatan tradisional sangkal putung untuk pertolongan pertama. Sedangkan istrinya sesak napas," pungkas Iptu Dwi Wijayanto. (guh/diy)