Mahasiswa ITS Berinovasi Bantu Kurangi Emisi Karbondioksida
Peningkatan konsentrasi gas buang karbondioksida (CO2) di atmosfer banyak disebabkan oleh industrialisasi yang menyebabkan terjadinya pemanasan global.
Surabaya, HARIAN BANGSA.net - Peningkatan konsentrasi gas buang karbondioksida (CO2) di atmosfer banyak disebabkan oleh industrialisasi yang menyebabkan terjadinya pemanasan global. Melihat permasalahan tersebut, dua mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menghadirkan sebuah solusi untuk mengoptimalkan gas karbondioksida dengan merancang sebuah teknologi membran anorganik berupa TiO2 dan Zeolit.
Mereka adalah M Aldi Nugroho dan Yoga Bekti Susanto yang merupakan mahasiswa dari Departemen Teknologi Rekayasa Kimia Industri ITS, Fakultas Vokasi ITS angkatan 2020. Mereka berhasil mengoptimalkan emisi gas karbondioksida pada steam reforming industri dalam membantu mengurangi emisi gas karbondioksida di atmosfer bumi.
M Aldi Nugroho atau biasa disapa Aldi selaku ketua tim menjelaskan, teknologi membran anorganik ini dapat mengabsorpsi gas karbondioksida di industri petrokimia dengan efektivitas yang lebih tinggi daripada teknologi konvensional yang sudah ada. “Teknologi ini juga menghasilkan produk soda abu (Na2CO3) yang memiliki banyak manfaat di sektor industrial,” ungkap mahasiswa asal Kediri ini, Selasa (2/3).
Sambung Aldi, dalam penerapan teknologinya nanti gas karbondioksida dari steam reformer akan dialirkan menuju membran TiO2 untuk dilakukan absorpsi gas karbondioksida dengan menggunakan larutan NaOH. Alasan dipilihnya membran TiO2 ini karena TiO2 memiliki sifat hidrofilik yang bagus dan memiliki pori-pori yang besar. “Sehingga membran ini dapat meminimalisir terjadinya penyumbatan,” terangnya.
Mahasiswa kelahiran 18 Juli 2001 ini melanjutkan, sisa gas karbondioksida yang belum terabsorpsi dengan baik pada proses sebelumnnya akan secara otomatis diabsorpsi kembali melalui membran zeolite. “Membran ini dipilih sebab memiliki pori-pori yang seragam dan selektifitas yang tinggi,” imbuhnya.
Sehingga, lanjut Aldi, hasil outlet pada proses sebelumnya akan menjadikan gas karbondioksida menjadi lebih bersih. Sedang untuk gas karbondioksida yang telah diabsorpsi dengan pelarut NaOH. Selanjutnya akan ditampung dalam tangki penampung karbondioksida dan absorben (cairan yang dapat melarutkan bahan yang akan diabsorpsi pada permukaannya).
Alumnus SMKN 1 Kediri ini menjelaskan bahwa rancang bangun teknologi membran yang dibuatnya ini memiliki beberapa keunggulan inovasi mulai dari harga yang murah, tidak membutuhkan tempat yang luas dalam penggunaannya, membutuhkan energi yang rendah, dan memiliki efisiensi penyerapan gas karbondioksida sekitar 80 - 85 persen.
Berbuah manis, tim bimbingan Dr Afan Hamzah ST ini telah berhasil menjadi yang terbaik pada Lomba Karya Tulis Ilmiah RESPON 2021 yang diselenggarakan oleh PT Petro Oxo Nusantara, Minggu lalu. Pada kompetisi ini, Aldi dan Yoga berhasil menyisihkan 183 paper nasional lainnya.
Aldi berharap ide yang mereka gagas selama sebulan ini dapat direalisasikan di Indonesia, khususnya di area industrialisasi. “Harapannya, teknologi membran ini dapat diterapkan di industri petrokimia guna mengurangi emisi gas CO2,” tandasnya penuh harap.(rd)